Mohon tunggu...
sigit purwanto
sigit purwanto Mohon Tunggu... Jurnalis - Saya jurnalis. Pemburu durian. Ketua durian traveler Indonesia

suka jalan-jalan. selalu mengamini di setiap persimpangan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Tionghoa Mengajarkan Ilmu Dagang kepada Orang Sunda

18 April 2017   11:24 Diperbarui: 18 April 2017   11:32 8387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Dokumentasi Pribadi)

Udin masih terseyum, senyuman begitu lebar, sedangkan Ibu swam hanya terbata bata, matanya sedikit sembab berkaca kaca seakan tak percaya apa yang pernah ia lakukan.

"Ibu pernah kasih modal kamu 5 juta ya din" kata Ibu Swan

"muhun  bu" kata Udin

Sebuah percakapan kecil yang mungkin tak saya lupakan sore itu di restoran Dapur Solo Sunter. Udin adalah pedagang buah  yang mangkal di depan restoran. Sedang ibu swam adalah pemilik restoran tersebut.

"Dulu saya pernah diusir sama ibu" kata Udin

"Serius" kata saya

"Iya" kata ibu Swam menambahkan

"Soale dagang kok ditinggal tinggal kalau ada yang beli saya yang harus teriak teriak panggil dia, sudah dikasih tempat ee malah kagak niat jualan" kata Ibu Swam

"Iyaa bang, saya dulu kebawa pergaulan. Dagang saya tinggalin kerjanya catur aja disini. Dari pagi sampe sore..kata udin terkekeh"

Udin sore itu sangat necis, bersepatu, baju seragamnya ia masukan ke dalam celana. rambutnya disisir ke belakang laiknya bintang bolywood.5 tahun yang lalu udin bukanlah siapa-siapa. Kerjaanya adalah pedagang buah keliling di daerah sunter salah satu tempat mangkal favorinya adalah di depan restoran Dapur Solo milik Ibu Swan.

"Dulu udin tuh kaya anak jalanan, pakai kaos dan celana belel dan sendal butut, Tadinnya udin jualan didepan toko..keliatan anaknya nakal dan berandalan...kalo bisa dididik benar..siapa tahu.jadi baik kan bisa membuat seseorang jd baik punya kepuasan hati daripa melihat seseorang jadi berandalan" kata Ibu Swan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun