Dengan menerapkan etika tersebut, aksi yang dilakukan bukan hanya menyuarakan aspirasi, tetapi juga mencerminkan kedewasaan dalam berdemokrasi.
Etika kepada Masyarakat
Etika kedua adalah kepada masyarakat. Demonstrasi digelar di ruang publik, entah itu jalan protokol, alun-alun kota, atau depan gedung pemerintahan. Namun, ruang publik bukan hanya milik pendemo. Ada warga lain yang juga punya hak menggunakan fasilitas itu.
Etika kepada masyarakat berarti memikirkan dampak aksi: tidak merusak fasilitas umum, tidak membakar ban hingga meracuni udara, dan tidak menimbulkan ketakutan bagi warga sekitar. Jika demonstrasi justru meninggalkan sampah plastik, coretan dinding, atau kaca pecah, maka pesan moral yang ingin diperjuangkan bisa tenggelam oleh citra negatif.
Etika kepada Aparat
Etika ketiga adalah kepada Aparat. Sering kali, aparat diposisikan sebagai "lawan". Padahal, aparat sebenarnya hanya menjalankan tugas negara untuk menjaga keamanan. Menghargai mereka dengan tidak menghina, tidak melempari, dan tidak sengaja memancing kericuhan adalah etika penting.
Bentrokan tidak pernah lahir dari satu pihak saja; ia terjadi ketika etika dan kesabaran runtuh di kedua belah pihak. Menjaga sikap, meski berbeda posisi, adalah kunci menjaga martabat gerakan.
Etika dalam Menyuarakan Aspirasi
Etika Keempat adalah etika dalam bersuara. Demonstrasi yang bermartabat adalah demonstrasi yang jelas tuntutannya. Banyak aksi di Indonesia kehilangan arah karena tidak ada satu suara yang konsisten.
Bangsa ini sedang menghadapi ketimpangan ekonomi yang tajam. Menurut Tempo, proporsi pekerja informal mendekati 60%, PHK meningkat sekitar 150% antara Januari-Juli 2025 dibandingkan tahun sebelumnya, sementara upah riil sempat kontraksi hingga -4,8%. Ketidakadilan inilah yang menjadi akar banyak aksi belakangan.
Dengan latar seperti itu, etika dalam menyuarakan aspirasi makin penting: tuntutan harus konkret, rasional, dan tidak dibakar oleh hoaks. Teriakan bisa lantang, tetapi tetap sopan. Aspirasi keras, tetapi tidak merendahkan martabat orang lain.