Mohon tunggu...
Tupari
Tupari Mohon Tunggu... Guru di SMA Negeri 2 Bandar Lampung

Saya adalah pendidik dan penulis yang percaya bahwa kata-kata memiliki daya ubah. Dengan pengalaman lebih dari 21 tahun di dunia pendidikan, saya berusaha merangkai nilai-nilai moral, spiritual, dan sosial ke dalam pembelajaran yang membumi. Menulis bagi saya bukan sekadar ekspresi, tapi juga aksi. Saya senang mengulas topik tentang kepemimpinan, tantangan dunia pendidikan, sosiologi, serta praktik hidup moderat yang terangkum dalam website pribadi: https://tupari.id/. Kompasiana saya jadikan ruang untuk berbagi suara, cerita, dan gagasan yang mungkin sederhana, namun bisa menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika 17 Agustus Jatuh di Hari Minggu: Apakah Nasionalisme Runtuh?

4 Agustus 2025   20:35 Diperbarui: 5 Agustus 2025   12:37 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi HUT RI ke-80 dengan Tema: Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju. (Dok. Pribadi/Tupari)

5. Antiklimaks di Lapangan: Lomba, Upacara, dan Warga yang Bingung

Di banyak wilayah, mungkin terjadi kekacauan kecil dalam penjadwalan lomba dan upacara 17-an. Karena tanggal 17-nya Minggu, beberapa kegiatan dipindah ke Sabtu 16 Agustus. Akibatnya, ada yang upacara sebelum tanggal 17. Ada pula yang menunda lomba ke tanggal 18, padahal suasananya sudah tidak terasa 17-an lagi.

Mungkin guru dan kepala sekolah juga mengeluh: bagaimana mungkin upacara kemerdekaan dilakukan di hari Sabtu, ketika anak-anak belum sempat menyerap suasana kebangsaan dari media dan keluarga?

Warga RT pun bingung: apakah lomba panjat pinang digelar hari Minggu? Tapi itu hari ibadah. Hari Sabtu? Anak-anak masih sekolah. Hari Senin? Udah bukan 17-an.

Kalender memang bisa menetapkan tanggal, tapi tak bisa mengatur emosi kolektif.

6. Libur Ganda dan Pola Produktivitas

Dari sisi dunia kerja, libur 17 Agustus di hari Minggu dan ditambah libur Senin membuat akhir pekan jadi long weekend. Banyak orang yang antusias, karena bisa jalan-jalan atau istirahat lebih panjang.

Namun, ada pula kekhawatiran dari sektor bisnis dan pemerintahan tentang produktivitas yang terpangkas. Terutama di instansi pendidikan dan pelayanan publik, jeda dua hari bisa mengganggu ritme kerja. Apalagi jika setelahnya muncul “malas hari Selasa.

Dari sisi psikologis, libur panjang memang bisa menyegarkan. Tapi tanpa makna yang jelas, ia hanya menjadi pelarian, bukan perayaan.

7. Nasib Bendera, Bambu Runcing, dan Spirit Kemerdekaan

Pertanyaan besar: bagaimana nasib bendera dan bambu runcing di tahun ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun