Pendidikan Gratis, Kenyamanan Tergerus: Sekolah Tanpa Komite, Siapa Bayar Operasional?
Tahun ajaran baru 2025/2026 di Provinsi Lampung dibuka dengan sebuah terobosan besar: penghapusan total pungutan uang komite, SPP, dan biaya daftar ulang di seluruh SMA, SMK, dan SLB negeri. Sebuah kebijakan yang disebut-sebut sebagai bentuk nyata pemerataan akses pendidikan.
Namun, ketika tepuk tangan masyarakat baru saja reda, ruang guru menjadi lebih senyap. Tak ada lagi bau teh atau kopi menyapa pagi. AC dicopot dari dinding, lampu dinyalakan bergantian, dan ruang kelas terasa lebih pengap dari biasanya. Inilah babak baru dunia pendidikan: gratis, tapi tidak otomatis nyaman.
AC Dicopot, Teh Menghilang, Tapi Harapan Tetap Menyala
Kebijakan ini ditegaskan langsung oleh Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, yang turun langsung ke lapangan. Dalam kunjungannya ke beberapa sekolah, ia menyaksikan bagaimana sekolah mulai berhemat luar biasa.
“Saya lihat sendiri, ada sekolah yang AC-nya sudah dicopot karena tidak mampu bayar listrik. Tapi tidak masalah, saya dulu juga sekolah tanpa AC dan tetap bisa jadi gubernur,” ujarnya, Selasa, 15 Juli 2025.
Pernyataan ini jujur dan menyentuh: bahwa pendidikan sejatinya tak selalu membutuhkan kenyamanan. Banyak pemimpin besar lahir dari ruang kelas yang panas, bangku reyot, dan papan tulis kapur.
Namun, apakah narasi itu masih relevan di zaman sekarang, ketika sekolah dituntut tidak hanya mencerdaskan, tapi juga menciptakan ekosistem belajar yang sehat dan mendukung?
Gubernur Lampung tampaknya sadar betul bahwa kebijakan ini tidak mudah. Beliau juga menyadari bahwa anak-anak pejabat, termasuk anaknya sendiri yang masih bersekolah di SMA negeri, juga akan merasakan dampaknya. Tanpa pengecualian, tanpa keistimewaan.
Inilah pesan moral yang kuat: kalau rakyat harus berhemat, pemimpinnya pun harus rela ikut menanggung konsekuensinya. Kebijakan ini bukan sekadar simbol politik, tetapi komitmen bersama yang menuntut solidaritas semua lapisan masyarakat.
Rp600 Ribu per Siswa: Cukupkah untuk Sekolah yang Layak?