Mohon tunggu...
Tupari
Tupari Mohon Tunggu... Guru di SMA Negeri 2 Bandar Lampung

Saya adalah pendidik dan penulis yang percaya bahwa kata-kata memiliki daya ubah. Dengan pengalaman lebih dari 21 tahun di dunia pendidikan, saya berusaha merangkai nilai-nilai moral, spiritual, dan sosial ke dalam pembelajaran yang membumi. Menulis bagi saya bukan sekadar ekspresi, tapi juga aksi. Saya senang mengulas topik tentang kepemimpinan, tantangan dunia pendidikan, sosiologi, serta praktik hidup moderat yang terangkum dalam website pribadi: https://tupari.id/. Kompasiana saya jadikan ruang untuk berbagi suara, cerita, dan gagasan yang mungkin sederhana, namun bisa menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjadi Ketua Kelas: Langkah Awal Menjadi Pemimpin

15 Juli 2025   16:36 Diperbarui: 15 Juli 2025   15:18 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketika Anak Menjadi Ketua Kelas, Ia sedang Berlatih Menguatkan Dirinya Menjadi Pemimpin. Sumber: Dokumen Pribadi/Dibuat dengan AI

Menjadi Ketua Kelas: Langkah Awal Menjadi Pemimpin

“Pa, aku kepilih jadi ketua kelas.”

Kalimat itu terlontar dari mulut anak saya ketika pulang sekolah di hari pertama. Dengan raut wajah yang tidak hanya menunjukkan rasa bangga, tapi juga sedikit bingung. Lalu dia melanjutkan ceritanya:

“Tadi bu guru nanya, siapa yang mau jadi ketua kelas. Tapi semua diam. Bu guru sampai nanya tiga kali. Karena nggak ada yang mau, aku angkat tangan sendiri. Aku bilang, Saya saja bu yang jadi ketua kelas.”

Saya terdiam. Antara terkejut dan terharu. Di usia yang masih belia, masih SMP, anak saya mengambil keputusan yang mungkin tidak dipilih oleh banyak anak lain: berani tampil di saat semua diam.

Saya pun mengapresiasinya dengan penuh ketulusan.
Saya berkata pelan namun mantap:
"Bagus, Nak. Lanjutkan perjuanganmu. Ini adalah investasi dan ikhtiarmu untuk masa depan."

Kisah ini sederhana, tapi menyimpan pesan besar.

Menjadi ketua kelas adalah pintu awal pembelajaran tentang kepemimpinan. Jabatan ini memang terkesan ringan dan sering dianggap formalitas, namun di baliknya ada banyak nilai yang bisa membentuk karakter seorang anak.

Sebagai seorang guru, saya sangat senang ketika melihat anak-anak yang terlibat aktif dalam setiap kegiatan, termasuk saat mereka bersedia menjadi ketua kelas. Peran ini memang tampak sederhana, tapi justru dari sinilah proses belajar kepemimpinan dimulai, bukan hanya soal berani bicara di depan kelas, tapi juga bagaimana bertanggung jawab, menjadi teladan, dan berusaha adil terhadap teman-temannya.

Saya melihat ada potensi besar dalam diri anak-anak seperti ini, asalkan mereka terus menyeimbangkan antara kecakapan akademik dan non-akademik. 

Nilai rapor memang penting, tapi keberanian mengambil peran, mengatur waktu, menyelesaikan konflik kecil, dan membangun relasi sosial juga merupakan bagian dari kecerdasan yang akan sangat mereka perlukan di masa depan.

Ketua kelas bukan hanya orang yang berdiri paling depan saat guru masuk. Ia adalah perpanjangan tangan guru, penghubung antara siswa dan aturan, antara kedisiplinan dan keceriaan suasana belajar. Dalam posisi ini, seorang anak belajar tentang:

Menjadi Ketua kelas adalah awal dari sebuah latihan karakter yang nyata. Menjadi ketua kelas berarti belajar:

  • Bertanggung jawab terhadap tugas-tugas kelas
  • Disiplin dalam menjalankan kewajiban
  • Menjadi teladan bagi teman-temannya
  • Berkomunikasi dengan guru dan teman secara efektif
  • Menghadapi kritik dan belajar menyelesaikan masalah bersama
  • Mengelola tekanan dengan tetap bersikap adil dan tegas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun