Mohon tunggu...
Dinamis Tulen
Dinamis Tulen Mohon Tunggu... -

Merayu diatas kebisuan Laksana tubuh memanjat hujan Yang tak mungkin ada..selama bibirmu tak bersuara.. Walau pelan, tapi itu keindahan dan kerinduan Karna engkau adalah pilihan Datang bersama keikhlasan dan ketulusan.. Hati bicara tapi mata tak terpandang Mungkin telah hilang sejarah kebimbangan Antara kita atau lembayung senja.. Lepaskan balutan tirani, fajar menanti bersama embun sejuk…

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bayang Pembeda

16 Desember 2016   03:02 Diperbarui: 16 Desember 2016   03:19 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Merenung....
Di kesunyian gelapnya malam..
Kupandang senyap diatas sana
Ada luka di antara sudut-sudut mata ini
Melara dalam dada, menyapa gundah di relung hati 
bahwa "aku telah terkurung haru"

Sejenak aku terlelap lupa di pelukan senyap gulita
Namun lara datang menumpahkan air mata...
Mencurahkan ingatan tanpa sebaris kata
Menggores rasa yang terlukis jelas di dasar sana
Melayang bersama bayang-banyang sirna..
Tergambar jelas bahwa aku telah larut dalam keheningan sendu

Kini terhempas dan terbangun...
Kubuka pelupuk mata basah
Seolah langit berbisik "aku takkan bisa mengayuhmu karna engkau adalah bumi"
Seakan bumi menjawab "dan akupun takkan mungkin bersamamu karena ruang dan waktu"

Kusadarkan kembali ragaku di sandingan malam...
Aku hanya akan ada disini meski gemuruh datang bersama butiran airnya..
Sampai laut berbuih menyapu senyap malampun aku hanya akan disini
Bersama bayang abu-abu..
Dan rona kelabu..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun