Merdeka!!!
Setiap tahun, kita merayakan kemerdekaan. Namun, perayaan hari ini, 17 Agustus 2025, terasa berbeda bagi saya.
Di balik seremonial dan bendera yang berkibar, saya kembali memikirkan sebuah pertanyaan penting: Sudahkah kita benar-benar merdeka?
Jauh dari sekadar perayaan tahunan, bagi saya kemerdekaan sejati adalah sebuah kondisi hakiki yang berwujud nyata. Ia tidak hanya berarti terbebas dari penjajahan, melainkan tentang memiliki kedaulatan dan kemandirian sepenuhnya.Â
Tanpa kedua pilar ini, kemerdekaan hanyalah sebuah narasi yang belum tuntas.
Hakikat Kemerdekaan: Menggenggam Nasib Sendiri
Kedaulatan adalah jiwa dari kemerdekaan. Ia adalah hak mutlak kita sebagai bangsa untuk menentukan nasib sendiri, tanpa intervensi atau tekanan dari kekuatan luar.Â
Kedaulatan memungkinkan kita untuk memilih pemimpin, merumuskan hukum, dan menjalin hubungan internasional berdasarkan kepentingan nasional, bukan kepentingan negara lain.
Namun, kedaulatan akan rapuh jika tidak disokong oleh kemandirian.
Kemandirian adalah daya dan kekuatan untuk berdiri di atas kaki sendiri. Ia adalah rasa bangga saat melihat produk anak bangsa menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Ia juga adalah jaminan bahwa harga pangan di pasar tidak akan melonjak hanya karena gejolak ekonomi di luar sana.