Skenario ini secara sempurna memvalidasi analisis kita: amnesti bagi Hasto bukanlah akhir dari sebuah kasus hukum, melainkan bagian dari sebuah "desain" politik yang lebih besar. Proses hukumnya hanyalah "drama" yang diciptakan untuk memfasilitasi "rekonsiliasi" politik yang pada akhirnya menghasilkan sebuah pemerintahan yang masif dan hampir tanpa lawan.
Memulai Permainan Baru: Apa yang Berakhir, Apa yang Dimulai?
Permainan politik memang tidak berhenti. Yang berakhir hanyalah aturan lama. Kini, Indonesia memulai sebuah permainan baru dengan aturan yang berbeda:
- Hilangnya Mekanisme Checks and Balances: Tanpa oposisi yang kuat, siapa yang akan mengawasi pemerintah? Siapa yang akan menyediakan alternatif pandangan yang kritis? Risiko terbesar adalah parlemen yang menjadi "stempel karet" dan pemerintah yang minim pengawasan publik.
- Pentingnya Suara Alternatif: Di era "oposisi game over," peran pengawasan harus diambil alih oleh kekuatan lain. Masyarakat sipil, akademisi, media, bahkan faksi-faksi kecil di dalam koalisi, kini memiliki tanggung jawab yang jauh lebih besar untuk menyuarakan kritik dan menjaga akuntabilitas.
- Pelajaran dari Permainan Lama: Skenario ini mengajarkan kita bahwa dalam politik, kekuasaan tertinggi bukan hanya berada di kotak suara, melainkan juga pada kemampuan untuk mengendalikan narasi, memanfaatkan kelemahan sistem, dan mengakhiri permainan dengan syarat sendiri.
Akhirnya, dengan papan catur yang kini terisi oleh pemain yang hampir sama, pertanyaan besar muncul: Apakah permainan baru ini, yang diwarnai oleh stabilitas dan konsensus, akan membawa Indonesia ke arah yang lebih baik? Atau, apakah ia hanya akan menutupi kekurangan, tanpa adanya suara oposisi yang mengingatkan kita bahwa setiap kekuasaan tetap harus dikendalikan?***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI