Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis

Pemerhati Pendidikan dan Pegiat Literasi Politik Domestik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kwik Kian Gie, Kompas, dan Kompasiana: Merawat Nalar Kritis di Tengah Arus

29 Juli 2025   20:44 Diperbarui: 29 Juli 2025   20:44 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kwik Kian Gie (Sumber gambar: YouTube Harian Kompas)

Kompas menyadari bahwa suara seperti Kwik Kian Gie, meskipun sering "tidak nyaman", adalah vitamin bagi demokrasi.

Kritik yang berbasis data dan analisis mendalam justru memperkaya ruang diskusi publik, mendorong perbaikan kebijakan, dan memelihara integritas intelektual.

Lewat Kompas inilah Kwik Kian Gie menjadi dikenal luas dan dihormati lintas generasi.

Kompasiana: Kawah Candradimuka Suara Kritis Baru?

Kini kita hidup di era yang berbeda. Informasi tak lagi dimonopoli media besar. Muncul Kompasiana, platform jurnalisme warga yang membuka ruang bagi siapa saja, mulai dari petani di desa hingga profesional di kota, untuk menyuarakan pikiran.

Di sinilah muncul harapan baru: bisakah Kompasiana melahirkan sosok-sosok baru yang mewarisi semangat Kwik Kian Gie?

Tantangannya nyata. Kompasiana adalah samudra opini, di mana kualitas sering kali tenggelam oleh derasnya kuantitas. Namun justru di situlah potensi tersembunyi.

Di antara ribuan tulisan yang terbit setiap hari, ada mutiara yang layak diangkat: penulis-penulis yang mungkin belum terkenal, tapi memiliki kedalaman berpikir, integritas, dan keberanian seperti Kwik Kian Gie.

Dibutuhkan keberanian dan ketegasan editorial dari Kompasiana untuk memberi panggung lebih besar pada tulisan-tulisan yang analitis, kritis, dan mencerahkan.

Ini bukan hanya soal memberi ruang, tapi soal merawat budaya berpikir yang sehat dan berani menggugat status quo, seperti yang dahulu dilakukan Kompas untuk Kwik Kian Gie.

Tanggung Jawab Kolektif Kita

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun