Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis

Quod Scripsi, Scripsi.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Kenapa Anak Jepang Mandiri? Inilah Filosofi Mimamoru yang Bisa Kita Terapkan

25 Juli 2025   15:05 Diperbarui: 25 Juli 2025   15:05 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mimamoru, rahasia pola asuh Jepang membentuk anak mandiri (Sumber gambar: Dokpri/Tuhombowo Wau)

Panduan Praktis untuk Orang Tua dan Guru di Indonesia

Mengapa anak-anak Jepang bisa begitu mandiri, bertanggung jawab, dan tenang dalam menghadapi masalah?
Jawabannya ada pada satu filosofi sederhana namun mendalam: Mimamoru.

Mimamoru bukan sekadar cara mengawasi anak, tapi seni mendidik anak dengan pengawasan penuh perhatian, tanpa terlalu cepat campur tangan.

Tulisan ini akan membahas lengkap:

  • Apa itu Mimamoru,
  • Bagaimana cara kerja pola asuh ini,
  • Manfaatnya untuk tumbuh kembang anak,
  • Contoh nyata di sekolah Jepang,
  • Tips menerapkannya di rumah dan di kelas,
  • Hubungannya dengan Kurikulum Merdeka, dan
  • Tantangan penerapan di Indonesia.

Apa Itu Mimamoru?

Mengasuh Anak tanpa Intervensi Berlebihan

Secara harfiah, Mimamoru berarti "mengamati dengan hati".
Dalam praktiknya, Mimamoru mendorong orang tua atau guru untuk membiarkan anak mencoba sendiri, termasuk mengalami kegagalan, sebelum diberi bantuan.

Contohnya:
Saat anak berusaha menyelesaikan puzzle, orang tua tidak langsung memberi tahu jawabannya. Mereka mengamati proses berpikir anak, biarkan ia mencoba, keliru, mencoba lagi, hingga berhasil.

Manfaat Pola Asuh Mimamoru untuk Anak

Filosofi pengasuhan anak ala Jepang ini terbukti memiliki banyak manfaat jangka panjang, antara lain:

  • Melatih Anak Mandiri Sejak Dini. Anak terbiasa mencari solusi tanpa bergantung pada orang dewasa.
  • Meningkatkan Kemampuan Problem Solving. Anak belajar berpikir kritis dan mencoba berbagai pendekatan.
  • Menumbuhkan Rasa Tanggung Jawab. Ketika diberi kepercayaan, anak belajar bertanggung jawab atas tindakannya.
  • Mengasah Keterampilan Sosial dan Emosional. Anak belajar menyelesaikan konflik, berbagi, dan memahami perasaan orang lain tanpa langsung dimediasi.
  • Menyesuaikan dengan Ritme Perkembangan Anak. Mimamoru menghormati keunikan tiap anak. Tidak semua anak berkembang pada kecepatan yang sama, dan itu wajar.

Contoh Penerapan Mimamoru di Sekolah Jepang

Di banyak sekolah di Jepang, pola asuh ini menjadi bagian penting dari budaya pendidikan. Berikut beberapa situasi umum:

  • Anak berebut mainan: Guru tidak langsung memisahkan, tapi membiarkan anak menyelesaikan konflik sendiri.
  • Anak jatuh saat bermain: Jika tidak berbahaya, guru membiarkan anak bangkit sendiri.
  • Waktu bermain bebas: Anak memilih aktivitas sendiri dan belajar tanpa instruksi rinci.

Anak-anak Jepang tumbuh menjadi pribadi yang tangguh, mandiri, dan tidak mudah panik, berkat filosofi ini.

Relevansi Mimamoru dengan Kurikulum Merdeka di Indonesia

Di Indonesia, Kurikulum Merdeka menekankan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Ini sangat sejalan dengan prinsip Mimamoru:

  • Profil Pelajar Pancasila mencakup karakter mandiri, kreatif, berpikir kritis, dan bertanggung jawab, semua itu terbentuk lewat pendekatan Mimamoru.
  • Guru sebagai fasilitator pembelajaran, bukan sumber tunggal kebenaran.

Tantangan Penerapan Mimamoru di Indonesia

Tentu tidak mudah langsung menerapkan filosofi dari budaya lain. Berikut tantangan utamanya:

  • Orang tua terlalu protektif: Banyak yang takut anak stres atau gagal.
  • Kebiasaan intervensi langsung: Budaya kita terbiasa "turun tangan" bahkan sebelum anak mencoba.
  • Rasio guru-murid tinggi: Guru sulit memantau proses personal satu per satu.
  • Kurangnya pelatihan: Guru dan orang tua perlu dibekali pemahaman kapan diam, kapan membantu.

Tips Menerapkan Mimamoru di Rumah dan Sekolah

Berikut panduan cara membesarkan anak mandiri tanpa intervensi berlebihan, baik sebagai orang tua maupun pendidik:

  • Amati sebelum membantu. Tahan diri untuk langsung membetulkan. Biarkan anak mencoba dulu.
  • Biarkan anak mengalami kegagalan kecil. Kegagalan bukan musuh. Itu bagian dari proses tumbuh.
  • Percayai kemampuan anak. Anak akan tumbuh sesuai harapan jika diberi kepercayaan.
  • Tanyakan, bukan perintah. Alih-alih berkata "kerjakan begini!", coba tanya: "Menurutmu, bagaimana caranya?"
  • Ciptakan lingkungan aman untuk eksplorasi. Anak perlu merasa aman untuk mencoba hal baru tanpa takut dihukum.
  • Bersabar dan konsisten. Perubahan butuh waktu, terutama jika pola lama sudah mengakar.

Apakah Indonesia Siap Mengadopsi Mimamoru?

Mimamoru mengajarkan bahwa mencintai anak bukan berarti selalu menolong, tapi memberi ruang mereka tumbuh sendiri.
Dengan pendekatan ini, kita membentuk generasi yang lebih mandiri, berani mengambil keputusan, dan siap menghadapi tantangan dunia nyata.

Jadi, bagaimana menurut Anda?
Apakah Anda siap mencoba pola asuh anak ala Jepang ini di rumah atau di sekolah?

Bagikan pendapat atau pengalaman Anda di kolom komentar!
Kita belajar bersama untuk masa depan anak-anak Indonesia yang lebih mandiri dan tangguh.***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun