Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

tuho.sakti@yahoo.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Jokowi Tidak Perlu Rekrut Milenial "Tukang Debat" Jadi Menteri

23 Agustus 2019   12:47 Diperbarui: 23 Agustus 2019   12:57 1104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo | tribunnews.com

Saya heran, mengapa kita itu masih terlalu menganggungkan kemampuan berbicara seseorang sebagai syarat untuk jadi pemimpin atau pelayan masyarakat.

Padahal kalau kita lihat, tidak sedikit orang yang cakap 'ngomong' tapi sebenarnya tidak bisa melakukan apa-apa. 

Sila Anda cari, siapa saja pemimpin atau pelayan masyarakat yang hanya pintar berkata-kata namun kinerjanya jauh dari harapan.

Kembali ke judul tulisan, cukupkah pintar 'ngomong' atau jago berdebat sebagai modal untuk bisa jadi menteri?

Perlukah Presiden Jokowi merekrut kaum muda yang hanya punya modal seperti itu?

Coba Anda perhatikan, terutama di media televisi, ada banyak terekspos kaum muda yang mahir bicara tentang politik, ekonomi, hukum dan sebagainya, meskipun sama sekali belum pernah merasakan "asinnya garam".

Mereka bicara seolah-olah pernah mengalami (sesuatu) dan 'ngotot' seakan paling benar.

Makanya saya kurang setuju jika ada media atau penulis yang mengangkat nama seseorang biar dilirik jadi calon menteri (muda). 

Sedangkan di luar sana sesungguhnya banyak kaum muda terpelajar, terdidik, "berpengalaman" atau profesional (tidak asal ngomong) dan lain-lain namun luput dari liputan. Karena memang mereka tidak mau cari sensasi.

Apa sih kriteria calon menteri muda yang disampaikan Presiden Jokowi? Kalau tidak salah, beliau pernah mengungkapkan bahwa di antaranya memiliki kemampuan manajerial yang kuat, fleksibel (adaptif) terhadap perkembangan zaman, melek teknologi, mampu menjadi eksekutor yang baik, dan seterusnya.

Bahkan beliau sempat mengatakan ada beberapa anak muda yang gayanya begitu meyakinkan tapi tidak memenuhi kriteria.

Gaya yang meyakinkan itu misalnya tadi, hanya pandai bicara dan gemar berdebat. Dan Presiden Jokowi tidak suka dengan orang-orang seperti itu.

Presiden Jokowi pasti memilih calon pembantu yang setipikal dengan beliau, tidak banyak bicara yang penting kerja. 

Jika beliau menumpuk orang muda dengan tipikal tukang debat di istana, fatal karena bisa jadi "trouble maker". Belum lagi kalau karakternya sensitif dan suka 'ngambek'.

Di periode pemerintahannya yang kedua, Presiden Jokowi hanya butuh anak muda yang sesuai kriteria di atas tadi. Satu lagi pernah, sedang dan akan terus berkarya nyata. Bukan "tukang bacot".

Jadi marilah kita berhenti mengekspos nama-nama orang muda yang jelas tidak memenuhi kriteria dari Presiden Jokowi.

Salam.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun