Mohon tunggu...
Tubagus Y. Ahdiat
Tubagus Y. Ahdiat Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Manusia Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengapa Piramida Terbalik?

25 Juni 2013   21:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:26 612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

UMPAMA saja setumpuk bahan informasi untuk menulis release sudah Anda kumpulkan. Pun Anda juga sudah menguji nilai atau bobot informasinya. Tak ketinggalan, media mana saja yang hendak Anda kirimi release tersebut. Jadi, sekarang tinggal lagi duduk di depan komputer lalu menuliskannya. Masalahnya bagaimana memulainya?

Kuncinya sederhana sebenarnya. Anda tinggal menuliskan apa saja yang ingin Anda tulis. Tuangkan saja apapun yang mau Anda ceritakan. Sebelum habis bahannya, jangan berhenti. Jika bahan mentahnya sudah ludes, lalu bagaimana? Giliran Anda membaca ulang naskah tersebut lalu menyuntingnya secara cermat. Pada bagian ini, selain soal tata bahasa, yang juga sangat penting adalah menguji kembali apakah setiap keping informasi yang Anda tulis memang berkaitan? Jika tidak, kenapa tidak dihilangkan saja.

Seterusnya, secara keseluruhan, apakah naskah itu sudah enak dibaca? Bila belum, susun ulang bagian mana yang harus Anda dahulukan, serta bagian mana yang boleh dibelakangkan. Anda jahit lagi jalinan ceritanya, supaya alur informasinya runut dan mengalir. Begitulah salah satu teknik menulis yang dapat Anda pilih.

Cara lain yang lebih terorganisir, sebaiknya Anda mulai dahulu dengan rencana penulisan berupa outline tulisan. Isinya adalah urutan informasi yang hendak dituliskan. Bagian informasi terpenting harus disampaikan, dituliskan di bagian awal, disusul kemudian oleh informasi-informasi lain yang melengkapinya.

Di dunia jurnalistik, inilah yang disebut dengan istilah piramida terbalik. Sebuah struktur bangunan yang mengerucut di bagian puncaknya, lalu makin melebar ke bagian bawah. Struktur dasar tulisan berita di media massa menyerupai piramida tersebut, tetapi dalam posisi yang terbalik. Puncaknya lebih lebar dibanding dasarnya. Atau di bagian atas, Anda harus menuliskan informasi terpenting sebanyak-banyaknya.

Teknik penulisan dengan struktur piramida terbalik sedikitnya punya dua maksud. Yang pertama, informasi utama di bagian atas akan lebih cepat sampai kepada khalayak pembaca. Yang kedua, mengingat halaman media juga terbatas, struktur piramida terbalik akan memudahkan para jurnalis untuk menyunting atau memotong tulisan Anda.

Caranya? Karena informasi di bagian bawah dianggap kurang penting dibanding informasi di bagian atas, jadi tak masalah meskipun harus dihilangkan atau dipangkas. Begitu kira-kira.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun