Mohon tunggu...
Tubagus Encep
Tubagus Encep Mohon Tunggu... profesional -

Asal Pandeglang, Kakek 1 Cucu, belajar mengajar di madrasah dan ingin terus belajar............E-mail: tebe.ncep@gmail.com, Twitter: @TebeNcep IG: tubagusencep

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Listhia, Menari di Atas Kertas

25 Juni 2015   19:25 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:36 2059
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kertas putih akan tetap menjadi putih/Jika tetap dibiarkan putih/Entah kenapa tidak menjadikannya pena itu menari/Terbiasa jari jemari menari sendiri" (puisi: Fajar Sujatmiko)

*********
Gerakan tangannya lincah memainkan jemarinya di atas keypad laptopnya, bak seorang penari yang bergerak ritmis di atas pentas pertunjukkan. Beragam tulisan ia lahirkan sebagaimana bermacam tarian telah pula ia pentaskan.

Listhia H. Rahman (21 Tahun) adalah gadis cantik penuh talenta, mampu menulis dengan indah sebagaimana ia mempertunjukkan tarian-tarian tradisional Nusantara. Menulis baginya ibarat meliukkan tubuhnya menarikan tarian Merak, gambang Semarang, tarian Rama Shinta, Jaipongan dan aneka jenis tarian nusantara lainnya.

 

Beragam tulisan di berbagai media

Terbawa arus sang ayah.

Menuruni bakat sang ayah yang juga suka menulis, baik tulisan ilmiah hingga puisi secara tak sadar membawanya akan kecintaannya terhadap dunia menulis. Dorongan kuat sang ayah yang dengan mengikut-sertakannya pada sebuah lomba KTI tentang situs budaya Liyangan di Temanggung walau tak juara menjerumuskannya semakin dalam pada dunia menulis.


Mengaku memulai menulis sejak 2009 dengan gaya curhat ala anak SMP dalam sebuah blog menggiringnya untuk lebih serius hingga ia duduk di tingkat SMA. Menginjak tahun 2013 tulisan-tulisan curhat mulai ia rubah dan ia kemas dengan gaya dan genre berbeda sehingga mulai banyak dikunjungi pembaca pada blog barunya.

Keinginan sang ayah agar salah satu anaknya menuruni bakatnya dalam menulis disambut Listhia dengan rajin menulis hingga menyesatkannya pada sebuah blog nasional bernama Kompasiana.com milik kompas.com salah satu anak perusahaan Kompas Gramedia (KG).

Blog keroyokan kompasiana yang mengusung Sharing & Coonnection membuat laju gairah gadis yang kini duduk di fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, jurusan ilmu Gizi ini semakin kencang. Terlihat dari statistik tulisannya di kompasiana yang memiliki rating 1.325, menghasilkan 104 tulisan sejak bergabung Oktober 2014 dengan 51 artikel Headline dan dan 84 Highlight. Suatu pencapaian yang membanggakan dari gadis yang juga menekuni dunia tari tradisionil ini.

Tulisannya selalu tampil di halaman utama Kompasiana.com

Perhatian ayah yang terus hadir sampai kini terhadap tulisan-tulisan yang sering muncul di kompasiana dibanding blog pribadinya membakar gairah menulisnya semakin menggemuruh. Saran, komentar dan atensi ayahnya menjadi penyemangat utama dan amunisi besar pada kegiatan menulisnya.

Menjadikan pelajaran kuliah sebagai salah satu inspirasi menulis yang kemudian dikemas dengan bahasa yang mudah diterima semua kalangan adalah salah satu cara gadis ini menemukan bahan tulisan selain dari buku-buku bacaan. “Tanpa membaca, dari mana saya bisa menulis”: begitu Listhia menjawab saat ditanyakan dari mana saja ia menemukan sumber tulisannya. Dari lingkungan sekitar yang ia coba lihat, ia rasakan menjadikannya juga referensi alam yang menjadi sumber tulisan. “Apa yang ada di sekitar, bila peka akan menjadi sebuah tulisan bermanfaat”: tambahnya.

Listhia menampilkan gairah gadis muda masa kini bukan dengan menampilkan kecantikan lahiriah semata, namun ia membungkusnya dengan aktifitas berharga lewat menulis dan menekuni tari tradisional nusantara.

Di saat gadis seusianya gandrung dengan budaya luar bergenre korean style, Japan style yang kini digandrungi anak muda sebayanya, ia menyeruak teguh menekuni nilai-nilai lokal warisan budaya leluhur nan adi luhung.

Tampil di acara wisuda kampus UNDIP, Semarang.

Menari Untuk Negeri.

Kelincahannya dalam menulis rupanya seiring sejalan dengan ketekunannya menekuni dunia tari tradisional. Bukannya anti pati dengan budaya luar, namun baginya mempertahankan nilai-nilai lokal jauh lebih bermakna dibanding turut eoforia dengan nilai-nilai luar.

Menekuni dunia tari sejak SD, mengintip kakaknya yang berlatih menari di sebuah sanggar membuatnya larut untuk ikut menekuni dunia tari. Terlebih dunia kuliahnya di Undip Semarang, kini membuka lebar jalan kecintaanya pada menari lewat Unit Kegiatan Mahasiswa Kesenian Jawa. Dari tarian pula ia bisa bersua dengan tokoh maestro tari Didik Nini Thowok yang fenomenal, lewat tarian pula ia bisa bertemu dengan tokoh seniman sekaligus pendidikan yaitu Prof. Edi Dharmana yang juga piawai menari.

Bersama Prof. Edi Dharmana dan Didik Nini Thowok

Beragam tarian yang telah ia tampilkan turut menghantarkannya pada beberap pentas di mall dan acara-acara kampusnya tempat ia menimba ilmu. Menari baginya kini mendarah daging dan akan terus digelutinya demi lestarinya warisan-warisan agung para leluhur budaya negeri ini, karena apa jadinya bila kelak orang Indonesia harus belajar kesenian negeri sendiri pada orang luar akibat punahnya warisan berharga ini.

Bagi Listhia menekuni dan mendalami dunia kesenian tradisional tidak akan membuat dirinya terlihat kuno, karena justru nilai-nilai tradisi kini makin menjadi incaran para orang luar yang sudah jenuh dan lelah menikmati pertunjukkan kekinian.

Nilai-nilai tradisi membuka matanya akan kearifan leluhur, kearifan bersikap, kearifan berbudaya dan nilai-nilai luhur lainnya.

Menulis....

Menari.....

....................Listhia kulihat menari indah di atas kertas.

 

****************

*Kalau aku menuliskan kisahnya, bukan karena ia gadis cantik dan kinyis-kinyis,namun semata bentuk kekaguman terhadap generasi muda yang mau mengembangkan potensinya. Dan aku belajar banyak karenanya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun