Mohon tunggu...
Tubagus Encep
Tubagus Encep Mohon Tunggu... profesional -

Asal Pandeglang, Kakek 1 Cucu, belajar mengajar di madrasah dan ingin terus belajar............E-mail: tebe.ncep@gmail.com, Twitter: @TebeNcep IG: tubagusencep

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Listhia, Menari di Atas Kertas

25 Juni 2015   19:25 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:36 2059
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjadikan pelajaran kuliah sebagai salah satu inspirasi menulis yang kemudian dikemas dengan bahasa yang mudah diterima semua kalangan adalah salah satu cara gadis ini menemukan bahan tulisan selain dari buku-buku bacaan. “Tanpa membaca, dari mana saya bisa menulis”: begitu Listhia menjawab saat ditanyakan dari mana saja ia menemukan sumber tulisannya. Dari lingkungan sekitar yang ia coba lihat, ia rasakan menjadikannya juga referensi alam yang menjadi sumber tulisan. “Apa yang ada di sekitar, bila peka akan menjadi sebuah tulisan bermanfaat”: tambahnya.

Listhia menampilkan gairah gadis muda masa kini bukan dengan menampilkan kecantikan lahiriah semata, namun ia membungkusnya dengan aktifitas berharga lewat menulis dan menekuni tari tradisional nusantara.

Di saat gadis seusianya gandrung dengan budaya luar bergenre korean style, Japan style yang kini digandrungi anak muda sebayanya, ia menyeruak teguh menekuni nilai-nilai lokal warisan budaya leluhur nan adi luhung.

Tampil di acara wisuda kampus UNDIP, Semarang.

Menari Untuk Negeri.

Kelincahannya dalam menulis rupanya seiring sejalan dengan ketekunannya menekuni dunia tari tradisional. Bukannya anti pati dengan budaya luar, namun baginya mempertahankan nilai-nilai lokal jauh lebih bermakna dibanding turut eoforia dengan nilai-nilai luar.

Menekuni dunia tari sejak SD, mengintip kakaknya yang berlatih menari di sebuah sanggar membuatnya larut untuk ikut menekuni dunia tari. Terlebih dunia kuliahnya di Undip Semarang, kini membuka lebar jalan kecintaanya pada menari lewat Unit Kegiatan Mahasiswa Kesenian Jawa. Dari tarian pula ia bisa bersua dengan tokoh maestro tari Didik Nini Thowok yang fenomenal, lewat tarian pula ia bisa bertemu dengan tokoh seniman sekaligus pendidikan yaitu Prof. Edi Dharmana yang juga piawai menari.

Bersama Prof. Edi Dharmana dan Didik Nini Thowok

Beragam tarian yang telah ia tampilkan turut menghantarkannya pada beberap pentas di mall dan acara-acara kampusnya tempat ia menimba ilmu. Menari baginya kini mendarah daging dan akan terus digelutinya demi lestarinya warisan-warisan agung para leluhur budaya negeri ini, karena apa jadinya bila kelak orang Indonesia harus belajar kesenian negeri sendiri pada orang luar akibat punahnya warisan berharga ini.

Bagi Listhia menekuni dan mendalami dunia kesenian tradisional tidak akan membuat dirinya terlihat kuno, karena justru nilai-nilai tradisi kini makin menjadi incaran para orang luar yang sudah jenuh dan lelah menikmati pertunjukkan kekinian.

Nilai-nilai tradisi membuka matanya akan kearifan leluhur, kearifan bersikap, kearifan berbudaya dan nilai-nilai luhur lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun