Mohon tunggu...
Newbie
Newbie Mohon Tunggu... -

Aliran Naturalisme

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Senja, Seorang Wanita dan Kisah Ini (2.3)

18 Mei 2016   22:08 Diperbarui: 19 Mei 2016   19:25 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lelaki Tua, Senja dan Seorang Wanita (vi.sualize.us)

Di Kamar Pasien

Malam ini aku sendiri menemani Si Anak Kecil di Rumah Sakit ini sementara, Sepasang Suami Istri tersebut telah pulang ke rumahnya. Mengingat tak ada yan jaga Si Anak dan Orang Tuanya yang belum tahu entah dimana saat ini, Aku mengambil inisiatif untuk menjaga Dia Sendiri disini. Aku sangat bersyukur bisa mengenal dua sosok Suami Istri yang baik dan tak memandang kasta tersebut dalam memilih teman dan mereka lebih memilih tinggal di kampung dari pada di Kota besar.

Bila mengingat Sepasang Suami Istri tadi,  Aku teringat tentang Dewi ya sampai saat ini pikiran Ku agak terganggu dengan Sosok Dewi tersebut. Seorang wanita yang berasal dari masyarakat diatas Aku tapi memiliki kepribadian yang tak dimiliki oleh mereka yang sesama dari masyarakat mereka. Sosoknya yang Anggun dan Menawan jauh dari kata Menor dan Trendy. Bila melihat Dewi terkesan bahwa Wanita yang sederhana, biasa saja dan kurang bergaul sehingga terlihat menawan dan Anggun di mata Ku.

Terlihat jelas ketika saat Dewi memandang Senja tadi, begitu menikmati dari arah cara Dia memandangnya dan Sorot matanya seakan berbicara dengan Senja seperti Aku berbicara dan memiliki Kisah dengan Senja. Sinar berkas Senja yang masuk ke dalam Ruang Kamar Pasien tadi, yangmembuat bias cahaya yang nan Indah memantul dan mencahayai Dewi bak Dewi turun dari kayangan, begitu Indah dan Mempesona.

Sejenak Aku terdiam, dengan apa yang barusan Aku pikir kan. Masak sih Aku berpikiran macam-macam terhadap Mereka yang telah begitu baik terhadap Kami. Aku harus membuang pikiran yang macam-macam ini karena mana mungkin Aku bisa dekat dengan Mereka, lagian pun pasti Mereka besok akan melupakan dan  tak mengingat dengan Kisah hari ini. Aku harus realistis menanggapi kehidupan yang nyata ini, karena Kami adalah Kelas Bawah yang tak seberapa dimata Mereka.

Senja, jaga Mereka agar Mereka sehat selalu dan menjadi keluarga yang bahagia. Seandainya Mereka melupakan Kami, semoga Mereka tetap melakukan kebaikan kepada sesamanya. Semoga hari ini menjadi Kisah yang mengubah pemikiran Aku dan Mereka dan Orang banyak bahwa setidaknya masih ada manusia yang mau saling tolong dengan keikhlasan dan ketulusan.

Malam kian larut sejurus dengan dingin malam, Mata Tua ini ingin terlelap sejenak. Menikmati Malam dalam damai, berharap esok si Anak Kecil telah tersadarkan diri dan Aku bisa menghubungi Orang Tuanya.

**

Di Sebuah Rumah

Sebuah Awal pertemuan yang memberikan kesan mendalam untuk hari ini yang mungkin tak bisa Kami lupakan. Sebuah pembelajaran hidup yang nyata dan tak mungkin Kami dapatkan di Bangku Sekolahan atau perkuliahan di mana masih ada Orang yang hidupnya susah tapi masih mau membantu dengan begitu Tulusnya. Semoga Tuhan merubah hidup Lelaki Tua itu.

Ya Lelaki Tua..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun