Mohon tunggu...
Tuah Hasibuan
Tuah Hasibuan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa ilmu komunikasi

Universitas Muhammadiyah Riau

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengikisan Etika Generasi Milenial yang Terjadi Saat Ini di Negara Indonesia

21 Juni 2021   16:28 Diperbarui: 21 Juni 2021   17:18 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penataan kembali pendidikan karakter bangsa harus segera dilakukan. Hal ini disebabkan oleh berbagai krisis multi dimensi yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Krisis multi dimensi selain disebabkan oleh infrastruktur kebangsasaan, kenegaraan, dan kemasyarakatan yang rawan krisis, juga disebabkan karena adanya dinamika perubahan tatanan dunia dengan semakin menguatnya arus globalisasi (arus orang, modal, barang, jasa, informasi, gaya hidup, nilai-nilai, budaya, lintas batas negara). Globalisasi, modernisasi, industrialisasi, otonomi daerah, degradasi lingkungan, degradasi moral dan intelektual serta potensi konflik antar kelompok (ras, suku, agama) telah menciptakan berbagai krisis multi dimensi dalam konteks yang komplek yang membawa konsekuensi perlunya penataan kembali pendidikan karakter bangsa. Wacana dan harapan tentang perlunya pembentukan kembali karakter/watak bangsa, mengingatkan pada ungkapan Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno, tentang "nation and character building" kembali menemukan relevansinya.

Arti penting dari pendidikan karakter adalah mengoptimalkan muatan-muatan karakter yang baik dan positif (baik sifat, sikap, dan perilaku budi luhur, akhlak mulia) yang menjadi pegangan kuat dan modal dasar pengembangan individu dan bangsa nantinya. Pembentukan watak dan pendidikan karakter dimulai dari rumah, melalui sekolah, dan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat, dengan demikian, tidak bisa dilakukan semata-mata melalui pembelajaran pengetahuan, namun juga harus melalui penanaman atau pendidikan nilai-nilai. Secara umum, kajian-kajian tentang nilai biasanya mencakup dua bidang pokok yaitu estetika dan etika (akhlak, moral, budi pekerti). Estetika mengacu kepada hal-hal tentang dan justifikasi terhadap apa yang dipandang manusia sebagai "indah", apa yang mereka senangi. Sedangkan etika mengacu kepada hal-hal tentang dan justifikasi terhadap tingkah laku yang pantas berdasarkan standar-standar yang berlaku dalam masyarakat, baik yang bersumber dari agama, adat istiadat, nilai, norma dan sebagainya.

Di sisi lain nilai-nilai dan semangat yang terkandung dalam Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika dapat menjadi inspirasi bagi penguatan identitas pendidikan karakter bangsa dalam menghadapi krisis multidimensi. Dalam jangka panjang dapat diharapkan bahwa way of life bagsa Indonesia yaitu Pancasila akan semakin bersifat inklusif, terbuka, dan anthropokosmis. Dengan demikian realitas untuk memperkuat karakter bangsa melalui pendidikan yang berakar pada penanaman nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dapat dikembang lanjutkan menjadi realitas memperkuat identitas jati diri bangsa tanpa memandang keberagaman dan ketidakberagaman. Dengan demikian maka masa depan kemajuan bangsa khususnya dalam persoalan pendidikan karakter bangsa sebaiknya dipikul secara bersama oleh negara, masyarakat, dan semua komponen bangsa Indonesia.

Pada zaman ini yaitu pada zaman milenial alat komunikasi sangat lah berpengaruh terhadap etika atau tingkah laku seseorang.

tetapi itu tergantung kita dalam pemakaian nya.akan tetapi banyak yang menyalahgunakan alat komunikasi tersebut dengan demikian maka timbul lah krisis etika atau moral pada diri seseorang.

terutama pada generasi muda bangsa karena itu berdampak pada pada dirinya dan kehipannya pada masa depan.

Krisis moral atau pengikisan etika  adalah sesuatu atau hal yang sangat perlu di tinjau atau di perhatiakan,karena moral

sala satu faktor yang mempengaruhi pengikisan etika seseorang:

1.faktor keluarga 

     ini disebabkan karena keluarga yang kurang bahagia dan kurang harmonis yang bisa menyebabkan

 berdampak buruk pada seorang anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun