Mohon tunggu...
Tsinta Haniyn (24107030141)
Tsinta Haniyn (24107030141) Mohon Tunggu... Mahasiswa Ilmu Komunikasi 2024 UIN Sunan Kalijaga - Yogyakarta

suka update terbaru tapi random (tunggu aja bakal update apa yaa? )

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Sad Girl & Sad Boy Bukan Profesi: Stop Konsumsi Emosi dari TikTok

9 Juni 2025   22:10 Diperbarui: 9 Juni 2025   22:17 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : tangkapan layar postingan akun TikTok @cacabrinaa

Coba buka TikTok selama lima menit aja. Scroll-scroll dikit, pasti nemu video dengan backsound lagu sendu, lighting remang-remang, terus muncul teks yang katanya "quote" tapi bikin dada makin sesek. Contohnya begini:

"Kadang kamu cuma butuh sendiri, karena semua orang pergi ketika kamu butuh."

Atau yang lebih dramatis:

"Dia bukan pergi, kamu aja yang ngga cukup berarti buat dipertahankan."

Udah kayak novel wattpad campur drama Korea ya? Emang sih, awalnya kelihatan relatable. Tapi lama-lama kok kayak ada yang ngga beres? Kenapa banyak banget quotes yang malah mengafirmasi kesedihan seolah itu bagian dari identitas? Seolah-olah kalau kamu ngga galau, ngga merenung di tengah hujan, atau ngga punya trauma cinta, hidupmu ngga sah.

Nah, artikel ini ditulis buat kamu yang mungkin lagi sedih, atau mungkin juga udah muak lihat "quote-quote sendu" itu berseliweran tiap buka TikTok.

sumber : tangkapan layar postingan akun TikTok @erit0syit
sumber : tangkapan layar postingan akun TikTok @erit0syit

Sad Boy/Sad Girl Culture: Antara Validasi dan Konsumsi Emosi

Kita mulai dari fakta bahwa manusia itu makhluk emosional. Ngerasa sedih? Wajar. Ngerasa kecewa? Normal. Tapi yang jadi masalah adalah ketika kesedihan itu terus dipelihara, dibesarkan, bahkan dijadikan bagian dari identitas.

Quotes di TikTok seringkali ngga cuma sekadar ungkapan, tapi kayak sengaja diciptakan buat bikin kamu tenggelam dalam emosi. Padahal, banyak dari quotes itu bukan datang dari pengalaman pribadi pembuatnya, melainkan hasil editan, contekan dari akun lain, atau bahkan AI-generated. Tapi karena disajikan dengan musik yang pas, video yang slow motion, dan narasi yang menyentuh, jadilah ia terasa dalam. Bahkan kadang lebih dalam dari pemahaman kita sendiri tentang luka kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun