Mohon tunggu...
Tsabita salsabila
Tsabita salsabila Mohon Tunggu... Apoteker - sebagai seorang mahasiswi

فإذا عزمت فتوكال علي الله

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Resume Buku "Filsafat Ilmu: Prespektif Pemikiran Islam"

8 Maret 2020   14:00 Diperbarui: 8 Maret 2020   14:04 4083
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

       Dalam sejarahnya, tidak ada agama lain yang menaruh perhatian besar dan mulia terhadap ilmu kecuali islam. Salah satu ciri yang membedakan adalah dengan agama lain adalah perhatianya kepada ilmu dan ilmuwan. Yang mana islam menempatkan kehormatan dan kemuliaan bagi siapa saja yang menuntut ilmu.

       Al- Qur’an dan As-Sunnah adalah pedoman hidup bagi umat Islam. Jika kedua pedoman tersebut dipegang erat-erat maka umat islam tidak akan sesat selamanya. Disamping itu keduanya juga merupakan sumber ilmu pengetahuan yang tidak pernah kering. Sumber mutlak dari pengetahuan dan perilaku mutlak yang menyangkut keabsahan adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah.

         Selama ini lingkup islam lebih cenderung menitikberatkan pada aspek ontologis dan aksiologis ketimbang epistemologi.  Demikianlah islam tidak berhubungan dengan rasionalisme dan empirisme, tetapi juga mengakui intuisi dan wahyu. Intuisi sebagai fakultas kebenaran langsung dari tuhan dalam bentuk ilham.

        Adalah tidak benar jika islam tidak mendapat perhatian atau tekanan khusus. Epistemologi dalam pemikiran islam bersifat holistik dan elektik, oleh sebab itu islam menekankan pada ontologi dan aksiologi, itupun sangat beralasan, sebab ilmu dan buahnya (amal dan teknologi)  harus dibangun berdasarkan moral/nilai yang solid, sehingga kehadiran teknologi tak akan destruktif bagi umat manusia, tetapi sebaliknya justru mensejahterakan. Dan kenapa ontologis? Karena merupakan lapangan penyelidikan kefilsafatan paling kuno.

       Ilmu itu merupakan bagian dari agama, makanya hukum mencari ilmu itu fardhu ‘ain atau wajib. Kedudukan ilmu dalam islam juga sangat tinggi dan mulia seperti yang di ungkapkan dalam surat AL- Mujadalah ayat 11. Kedudukan ilmu dalam islam adalah sebagai bagian islam, maka ia memiliki fungi sebagai petunjuk keoada jalan benar, pembebas kebodohan dan taklid buta, alat untuk mencapai kemuliaan dan sebagai jalan untuk mendekatkan diri dan mengenal kepada tuhan. Ilmu juga merupakan petunjuk bagi manusia untuk menguasai jagad alam raya ini.

         Hubungan antara ilmu dan agama adalah hubungan simbiotik, karena agama menyeru pada pecarian ilmu dan memberikan posisi mulia bagi para ilmuwan. Agama sebagai pembimbing bagi ilmu agar terarah dan terkendali langkahnya. Karena agama merupakan alat yang merupakan salah satu jalan menuju keimanan.

         Hampir semua sejarawan (baik timur maupun barat) sepakat, bahwa umat islam memiliki peran besar  dalam memberikan kontribusinya terhadap dunia barat-eropa pada pertengahan abad pertengahan, baik dalam bidang sosial-budaya maupun pengetahuan. Adanya teknologi baru saat ini adalah hasil dari kurang lebih tiga belas abad tahun silam di tangan pakar-pakat muslim kenamaan.

       Banyak ahli sejarah membuktikan kemunduran islam itu karena dua faktor: eksternal dan internal. Faktor eksternal adalah, karena kekalahan umat islam dalam perang salib yang berkepanjangan dan adanya serangan yang amat dahsyat dari bala tentara Mongol dibawah komando Jengis Khan dan cucunya, Hulagu Khan. Kemudian faktor internalnya adalah semakin memudarnya tali persaudaraan umat dan munculnya fanatisme golongan. Yaitu hancurnya kesatuan dan persatuan antar umat islam, munculnya konservatisme, taklid buta dan acuh tak acuhnya terhadap sains modern yangmerupakan warisan intelektual islam. Oleh sebab itu perlunya dibangkitkan ukhuwah islamiyah dan jihad serta ijtihad.

       Gagasan islamisasi ilmu pengetahuan itu muncul dari seorang Direktul Lembaga Pengkajian Islam Internasional, Ismail Raji Al-Faruqi dengan karya populernya, Islamisation of Knowledge. sebagaimana yang telah terungkap dalam bukunya bahwa gagasan islamisasi tersebut nampak sebagai respon seorang intelektual Muslin terhadap efek negatif yang ditimbulkan dari ilmu pengetahuan modern barat sekitar. Adanya krisis dalam basis ilmu pengetahuan modern mengenai realitas atau pandangan dunianya yang kemudian berkembang pada persoalan epistemologi .

       Islamisasi ilmu pengetahuan yang dikehendaki adalah: menuangkan kembali pengetahuan sebagaimana yang dikehendaki oleh islam, yaitu memberikan definisi baru, mengatur data, mengevaluasi kembali kesimpulan-kesimpulan dan memproyeksikan kembali tujuan-tujuanya.

Nama : Tsabita salsabila

NIM : 19150040

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun