Apakah menggurui itu adalah sok pintar atau apa sebenarnya?

Apakah menggurui itu adalah sok pintar atau apa sebenarnya?

Oleh : Try Gunawan Zebua

Gunungsitoli, Selasa, 18 Maret 2025

Kata menggurui adalah sebuah kata yang sepertinya memiliki kesan yang negatif. Itu terjadi karena orang yang menggurui seolah-olah menjadikan oranglain itu seperti seolah-olah bodoh atau tidak paham sama sekali. Jadi, orang tersebut seolah-olah memuji diri sendiri, kalau dia yang mampu, sedangkan oranglain tidak mampu sama sekali. Istilah lainnya sombong, dimana menganggap remeh oranglain. Padahal seorang guru harus memiliki karakter yang rendah hati dan selalu membagi ilmunya kepada semua orang. 

Sedangkan arti menggurui yang sebenarnya adalah menjadikan dirinya sebagai guru dengan mengajari atau menasehati oranglain, serta bertindak sebagai guru. Jadi, terdapat dua defenisi dari menggurui tersebut. Pertama, menggurui adalah menjadikan dirinya sebagai guru. Maksudnya adalah orang tersebut membuat dirinya sebagai seorang guru, atau memposisikan dirinya sebagai seorang guru. Sedangkan, kedua, menggurui adalah bertindak sebagai guru. Maksudnya adalah berperilaku layaknya seorang guru, bukan profesi yang lain. Hal tersebut berupa mendidik orang, membimbing orang, menasehati orang, dan lain sebagainya, dimana itu adalah tugas seorang guru. Bukan hanya membuat siswa menjadi cerdas secara intelektual, namun menjadi penasehat yang menasehati siswa supaya memiliki karakter yang baik sekali. Bukan menjadi siswa yang bandel dan kasar, melainkan menjadi siswa yang baik dan lemah lembut bagi semua orang.

Jadi, jika ada seseorang yang sedang membagi ilmunya, dimana pun dan kapanpun, maka orang tersebut disebut sebagai seorang guru. Baik itu melalui media sosial, siaran langsung, video yang di unggah, dan lain sebagainya, termasuk melalui aplikasi dan website tertentu. Dimana pada saat ini kita dapat mengajari oranglain menggunakan berbagai media sosial, website, dan bahkan aplikasi, supaya orang lain menjadi cerdas, apalagi jenius. Itu karena tugas pokok dari seorang guru adalah membuat anak didiknya menjadi anak yang cerdas, apalagi jenius. Paling tidak setingkat dengan dia, atau paling tinggi satu tingkat dari dirinya. Biarpun lebih baik jika siswanya lebih dua tingkat kemampuan atau pengaruhnya, apalagi keberhasilan dari gurunya tersebut. Itu karena guru pasti mau anak didiknya sangat berhasil melampaui dirinya sendiri.

Lantas, apakah menggurui itu adalah sok pintar atau apa sebenarnya?

Menggurui itu sebenarnya bukan sok pintar, melainkan membagikan ilmunya kepada oranglain. Cuma terkadang oranglain, ada saja yang menganggap dirinya jika di ajari oleh oranglain itu seperti dirinya bodoh. Itu karena dia merasa lebih hebat daripada orang yang mengajari dia. Dia merasa kemampuannya melebihi orang yang mengajarinya itu. Itu karena apa yang diajari atau diberitahukan kepadanya oleh oranglain, sudah pernah dia ketahui sebelumnya, apalagi sudah pernah dia pelajari dengan dalam, rinci atau detail. Sehingga jika oranglain memberitahukan kepadanya dia akan tersinggung atau marah, karena untuk apa kamu ajari kepada saya sementara saya sudah tahu lebih dulu daripada kamu. 

Pada intinya menjadi orang yang sombong, dimana jika ada orang yang mengajari dia, amarahnya akan tersulut dengan gampangnya. Karena bagi dia, ngapain di ajarin hal yang pernah dia ketahui sebelumnya. Istilah lainnya, dia mau mengatakan tidak usah di beritahukan lagi kepada saya. Saya sudah tahu, jadi untuk apa diberitahukan. Seolah-olah yang mengajari itu, menjadikan yang diajari adalah orang yang bodoh atau tidak tahu apa-apa sama sekali. Sehingga seolah-olah butuh diajari oleh orang tersebut. 

Padahal sebenarnya, biarpun kita diajari oleh oranglain suatu hal yang pernah kita ketahui, kita pura-pura tidak tahu saja. Untuk menghargai atau mengasihi oranglain, dengan tidak menganggap remeh atau rendah oranglain. Biarkan dia bercerita, bukan kita komentari secara langsung, sebagai wujud kita menghargai orang tersebut. Itu karena kita membiarkan dia berbicara, sebagai salah satu wujud karakter menghargai sesama manusia. Karena terkadang kita perlu menjadi seolah-olah bodoh, bukan menjadi bodoh yang sebenarnya, cuma untuk menghargai orang yang sedang berbicara kepada kita.

Jika kita menghargai oranglain, maka kita juga akan di hargai oleh oranglain juga. Itu terjadi karena apa yang kita perlakukan kepada oranglain, akan di perlakukan oranglain juga kepada kita suatu waktu nanti. Jadi, jangan berbuat buruk kepada oranglain, nanti kita yang akan mendapatkan balasannya dari oranglain. Baik kita sadari, maupun tidak kita sadari. Baik beberapa waktu setelah itu, maupun beberapa bulan, apalagi tahun ke depannya.