Mohon tunggu...
Agung Budi Santoso
Agung Budi Santoso Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan teknik dan penulis lepas tinggal di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah

Engineering consultant, content creator, and traveler.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lelaki di Usia Senja

19 Mei 2014   19:24 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:22 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Ilustrasi gambar

Secangkir kopi itu diambilnya dan ditaruh di samping laptop. Lalu lelaki tua itu melanjutkan aktivitasnya mengetik di atas keyboard QWERTY. Sudah banyak, bahkan ratusan artikel dan cerpen yang ia tuliskan di dalam laptopnya. Namun tak satu pun tulisannya ia kirimkan ke penerbit atau surat kabar. Entahlah, si lelaki tua itu menganggap kegiatan tulis menulis hanyalah kegiatan iseng di masa-masa pensiun. Ia tetap bersahaja didampingi istrinya yang juga sudah tidak muda lagi.

Lelaki tua itu memiliki dua cucu dari putri pertamanya. Dan satu cucu dari putera kedua. Sedang dari putri bungsunya ia belum mendapatkan cucu, karena si bungsu masih kuliah di semester akhir di sebuah PTN Yogyakarta.

Kakek tua itu sangat sayang dengan cucunya. Adit seorang cucu dari putri pertamanya kadang selalu menemani kakeknya menulis ketika hari libur. Manakala kakeknya tidak ingin diganggu oleh pertanyaan-pertanyaan cucunya, maka sang kakek pun tak kurang akal. Diberinya teka-teki atau puzzle yang lumayan susah kepada sang cucu. Dan sang kakek pun melanjutkan kembali aktivitasnya menulis di atas keyboard.

Pada suatu hari Adit penasaran kepada kakeknya, karena melihat kakeknya tak pernah bosan menatap layar LCD dan papan QWERTY.

"Kek, kenapa sih kakek suka nulis di laptop tapi tulisannya gak pernah muncul di koran, " tanya Adit.

"Ya, karena kakek gak ingin terkenal. Cukup anggota keluarga saja yang tahu kalau kakek gemar menulis," balas sang kakek.

"Hmmm....kalau gitu apa enaknya, Kek. Capek-capek nulis gak dapat duit. Habis gitu tulisannya cuma dibaca oleh anggota keluarga saja."

"Kamu belum saatnya untuk tahu tentang kegiatan kakek. Suatu ketika kamu akan memahaminya jika sudah dewasa," jawab sang kakek mengakhiri pertanyaan Adit.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun