Mohon tunggu...
Triyono
Triyono Mohon Tunggu... Guru - Misio Dei, Penulis Lembar Uji Kompetensi Kurikulum 2013, Pendidikan Agama Kristen SD Kelas 2 & 4, BPK Gunung Mulia Jakarta

Menjadi murid sepanjang hidup

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sikap yang Benar dan Salah pada Saat Anggota Keluarga Tiba-tiba Menderita Sakit

29 Juni 2022   01:02 Diperbarui: 30 Juni 2022   04:17 616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Isteri Ayub mengomentari penyakit Ayub dalam Kitab Ayub  2:9 Maka berkatalah isterinya kepadanya: "Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu?  Kutukilah Allahmu dan matilah ! ". Dari perkataannya bahwa isteri Ayub  telah melakukan kesalahan yang fatal dimata Allah dan dimata suami maupun dalam sebuah lembaga yang disebut dengan keluarga. Figur seorang isteri, seorang ibu yang tidak pantas kita contoh.

Ayub dalam penderitaan, sakit penyakit memperlihatkan suatu kualitas iman Kitab Ayub 2:10 Tetapi jawab Ayub kepadanya: "Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk ? " Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya.

Sekalipun dalam konteks keluarga seharusnya secara ideal dalam pernikahan semakin hari semakin merindukan kebahagiaan, kasih sayang suami isteri, menikmati masa pensiun, melihat anak-anak berkeluarga dan melayani Tuhan. Tetapi sebaliknya kita mengalami paradoks munculnya sakit penyakit. Percayalah bahwa maksud Tuhan buknlah rancangan buruk tetapi bagian dari pemurnian iman. 

Kitab 1Petrus 1:7 Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu--yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api--sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya

Dalam paradoks  ingatlah bahwa pernikahan adalah ikatan perjanjian seumur hidup. Allah telah merancangkan keluarga bagi tujuan kemuliaan Allah (Kejadian 1:26-28) dan gereja menjalankan Amanat AgungNya  dan melalui gerejaNya mengutus  (Matius 28:19-20), dan mendisiplinkan  pernikahan kudus untuk, melarang perceraian (Matius 19:6) supaya  menjadi saksi bagi kemuliaan namaNya.

Dalam paradoks, ingatlah akan ikatan  janji pemberkatan pernikahan dihadapan Tuhan dan gerejaNya yang berbunyi . "Saya mengambil engkau menjadi istri/suami saya, untuk saling memiliki dan menjaga, dari sekarang sampai selama-lamanya; 

Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan hukum Allah yang kudus, dan inilah janji setiaku yang tulus."

Kata kunci dari janji pernikahan adalah komitmen yang tulus tanpa paksaan. Dan bersyukur jika ada gereja yang memikirkan tentang penyegaran pernikahan misalnya dalam acara Married & Reachmen atau retret keluarga, retret Pasangan Suami Isteri (Pasutri). 

Demikian juga betapa pentingnya Katekisasi Pranikah adalah kesempatan untuk belajar dasar Alkitab tentang prinsip-prinsip iman Kristen  janganlah dipakai hanya untuk mencari syarat legalitas mendapatkan Catatan Sipil.
Percayalah  bahwa :

  1. Allah bukan tanpa tujuan mengijinkan kita mengalami sakit penyakit Bersyukurlah (Roma 8:28).
  2. Sakit penyakit  yang kita alami akan membawa kita makin dekat dengan pasangan
  3. Sakit penyakit  yang kita alami akan membawa kita makin dekat dengan Tuhan, dalam doa. Jangan banyak tidur, pakailah untuk berdoa bagi anak-anak, pasangan, gerejaNya
  4. Sakit penyakit  yang kita alami akan membawa kita makin dekat dengan Tuhan, dalam firmanNya. Bacalah ayat Alkitab bersama dengan isteri, anak-anak jika mereka dekat denganmu (2Timotius 3:16-17)
  5. Sakit penyakit  yang kita alami akan membawa kita makin dekat dengan anak-anak. Berilah kabar dan kesaksian dan mintalah anak-anak untuk mendoakan. Demikian juga anak-anak berikan waktu beberapa menit untuk saling menyapa walaupun lewat WA atau Telepon.

Jika salah satu anggota keluarga menderita sakit,  seluruh keluarga akan merasakan

Pada suatu hari Tuhan mengijinkan saya untuk mengalami sakit stroke ringan dalam perawatan isolasi medis tidak seorang anggota keluargapun  diperbolehkan menjaga atau mendampingi. Dalam doa saya setiap pagi akan muncul bisikan dan kadang juga terucap  " I will long remember our moments together. ( aku  akan selalu mengenang saat-saat bersama "). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun