Mohon tunggu...
Yunita Kristanti Nur Indarsih
Yunita Kristanti Nur Indarsih Mohon Tunggu... Pendidik - ... n i t a ...

-semua karena anugerah-Nya-

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

5 Alternatif Olah Sampah Saat Ramadhan Tiba

16 Maret 2024   09:01 Diperbarui: 18 Maret 2024   02:39 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Artikel: Tempat Sampah - melalui Kompas.com (Shutterstock/Skylines)

Sampah bukan sesuatu yang asing buat kita. Sampah menjadi sebuah konsekwensi atas hidup. Sampah menjadi sebuah keseharian yang selalu kita hadapi, baik ada momen istimewa maupun tidak. Tiada hari tanpa sampah. Pengelolaan sampah menjadi masalah, benarkah?

Di momen Ramadhan ini, Kompasiana memberikan topil yang cukup menarik. Ramadhan menjadi sebuah kesempatan istimewa yang ditunggu oleh saudara-saudara, umat Islam sebagai sebuah rangkaian ibadah menuju Lebaran 1 Syawal. Ingat Ramadhan pasti juga ingat makanan.

Momen puasa di bulan Ramadhan menjadi sebuah kesempatan anggota keluarga menyiapkan makanan-makanan untuk berpuasa dan juga merayakan Idul Fitri. Bukan hanya rumah tangga, resto-resto, kedai makanan juga memanfaatkan momen Ramadhan untuk mengais rejeki.

Makanan-makanan yang diolah baik dalam wilayah rumah tangga maupun industri pasti meninggalkan limbah (sampah). Namun demikian tentu saja hal ini tidak mungkin mengurangi niat untuk menyiapkan sajian makanan bagi anggota keluarga dan konsumen.

Begitu banyak cara yang bisa dilakukan sehingga ‘sampah-sampah’ ini bukan menjadi sebuah kendala atau masalah. Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengubah sampah menjadi sesuatu yang lebih bernilai ekonomis.

  • Mengubah sampah organik menjadi eco enzyme.

Sayur-mayur, buah-buahan, biji-bijian menjadi menu yang biasa ditemui saat menyajikan hidangan. Sisa-sisa sampah sayur-mayur, buah-buahan, biji-bijian kemudian bisa diolah menjadi eco enzyme. Apa itu eco enzyme?

Seorang Doktor pertanian bernama Ibu Roshukon Poompanvong yang berasal dari Negeri Gajah Putih, Thailand yang pertama kali memperkenalkan eco enzyme ini. Eco enzyme merupakan fermentasi limbah organik yang berasal dari dapur yang ditambah dengan air dan gula. Dengan perbandingan tiga untuk buah (sampah organik) satu untuk gula, dan 10 untuk air.

Eco enzyme ini berupa cairan yang nantinya bisa digunakan untuk pembersih rumah, pupuk alami, dan pestisida.

  • Mengubah sampah anorganik menjadi produk kerajinan

Sampah kemasan juga pasti menggunung. Sampah kemasan ini bisa kita kumpulkan untuk kemudian digunakan sebagai salah satu bahan untuk membuat hiasan atau produk kerajinan. Begitu banyak contoh praktik baik yang telah diteladankan oleh masyarakat luas di Indonesia. Bagaimana hal ini bahkan menjadi sebuah cara untuk mendulang rupiah.

Sampah-sampah plastik yang kemudian diubah menjadi hiasan dinding, menjadi vas bunga, kap lampu, dan sebagainya. Kemudian upaya mendaur ulang kertas atau kardus bekas menjadi karya yang cantik juga sudah banyak dilakukan.

  • Menanam biji yang biasa dibuang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun