Mohon tunggu...
Tri Wibowo
Tri Wibowo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Amatir

Contac IG: wibowotri_ email: the_three_3wb@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Child Free, Pilihan atau Keputusasaan?

1 September 2021   08:54 Diperbarui: 11 Februari 2023   10:01 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Instagram bajupengantinsyari

Pemahaman child free tidak boleh kita anggap biasa dalam kehidupan berbangsa di Indonesia, atau bahkan dibenturkan dengan human right.

Hal ini akan menggeser norma yang ada di Indonesia sehingga menjadi opini bola salju yang nantinya sudah dianggap biasa karena telah dikampanyekan oleh publik figur. 

Kita harus tetap menyampaikan dan melakukan edukasi bahwa hakikat manusia adalah berkembang biak, dan melanjutkan keturunan, semua agama meyakini itu. 

Yang menjadi tugas kita adalah bagaimana kita menjadikan keturunan kita adalah keturanan yang berkualitas sehingga banyaknya sumber daya manusia tidak menjadi masalah baru dalam kehidupan. 

Ingat, beberapa negara juga memiliki permasalahan dengan angka lelahiran yang cukup rendah, salah satu contohnya Jepang yang saat ini kebingungan dengan angka kelahiran yang rendah, disisi lain SDM di Jepang lebih memilih bekerja dengan fokus sehingga mengabaikan kehidupan berumahtangga atau memiliki keturunan. 

Mengapa hal tersebut menjadi masalah bagi negara Jepang? Karena pemerintah sudah mulai berfikir, terkait sustainable atau keberlangsungan dinegara tersebut.

Siapa yang akan melanjutkan kemajuan tekhnologi yang jepang miliki saat ini, atau bangsa jepang dimasa mendatang akan punah? 

Artinya, apabila mayoritas pemahaman child free dianut oleh mayoritas masyarakat, hal tersebut pun akan menimbulkan masalah sosial baru.

Sebagian mungkin berpendapat bahwa child free adalah pilihan, dengan segala alasan yang telah penulis paparkan di atas, namun perlu diketahui bahwa silahkan menjatuhkan pilihan dengan tanpa adanya rasa keputusasaan. 

Penulis menganggap sebagian orang yang menganut child free memiliki alasan yang mengarah pada phobia dan keputusasaan terhadap gejala-gejala kehidupan yang ada saat ini. 

Kita terlalu banyak menyaksikan ketimpangan dan kesengsaraan masyarakat dilingkungan kita, kita menyaksikan manusia gerobak yang membawa beberapa anak dan hidup didalam gerobak, kita melihat anak-anak tanpa alas kaki meminta minta di lampu merah, dan seolah kita mengambil kesimpulan bahwa mereka adalah bagian dari sebab akibat darikesenjangan sosial yang terjadi selama ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun