Teori AIDDA pertama kali dikemukakan oleh Wilbur Schramm dan sering digunakan dalam bidang komunikasi pemasaran. Teori ini juga dikenal dengan metode prosedural dari perhatian hingga tindakan (A-A). Rumusan AIDDA dibuat untuk mempermudah pencapaian tujuan komunikasi. Teori ini menggambarkan proses psikologis yang terjadi pada penerima pesan komunikasi, di mana pesan harus menarik perhatian untuk memancing keterlibatan komunikan. Peran komunikator sangat penting dalam menciptakan daya tarik tersebut. Secara sederhana, teori ini menjelaskan bagaimana komunikasi persuasif dimulai dengan menarik perhatian (attention) dan diakhiri dengan perubahan perilaku sesuai harapan komunikator.
Berikut adalah penjelasan dari setiap tahap AIDDA:
1. Attention (Perhatian)
Tahap pertama dari teori ini adalah menarik perhatian audiens. Di sinilah sebuah iklan harus mampu menghentikan perhatian konsumen di tengah banjir informasi yang mereka terima setiap hari. Untuk mencapai ini, iklan biasanya menggunakan visual yang mencolok, warna yang terang, musik yang menonjol, atau kata-kata yang menarik perhatian. Tujuannya adalah agar audiens mau berhenti sejenak untuk memperhatikan pesan iklan tersebut. Contoh: Penggunaan selebriti, influencer, atau warna-warna yang mencolok dalam sebuah iklan untuk menarik perhatian konsumen pada platform digital.
2. Interest (Minat)
Setelah menarik perhatian konsumen, iklan harus mampu membangkitkan minat terhadap produk atau layanan yang ditawarkan. Hal ini dapat dilakukan dengan menjelaskan manfaat produk, fitur unik, atau bagaimana produk tersebut dapat memecahkan masalah yang dihadapi konsumen. Pada tahap ini, informasi yang lebih spesifik diberikan untuk mempertahankan minat yang sudah dibangun pada tahap pertama. Contoh: Penjelasan tentang fitur-fitur unggulan produk, seperti teknologi terbaru, inovasi, atau bagaimana produk itu bekerja.
3. Desire (Keinginan)
Tahap ketiga adalah mendorong konsumen dari minat ke keinginan untuk memiliki atau menggunakan produk. Pada tahap ini, iklan harus menumbuhkan dorongan emosional untuk membeli produk. Biasanya, iklan mencoba membuat audiens merasa bahwa produk tersebut adalah solusi terbaik yang mereka butuhkan. Ini bisa melibatkan penyajian bukti sosial, ulasan pelanggan, atau testimoni. Contoh: Memberikan testimoni pelanggan yang puas atau menunjukkan gaya hidup yang menarik yang bisa dicapai dengan menggunakan produk.
4. Decision (Keputusan)
Setelah keinginan muncul, konsumen mulai mempertimbangkan untuk melakukan pembelian. Pada tahap ini, tugas dari iklan adalah memberikan alasan kuat untuk membuat keputusan pembelian. Faktor seperti diskon, penawaran terbatas, atau jaminan uang kembali sering digunakan untuk mendorong audiens membuat keputusan dengan cepat. Contoh: Penawaran diskon terbatas waktu atau "beli sekarang, bayar nanti" untuk mendorong konsumen segera membuat keputusan pembelian.
5. Action (Tindakan)