Episode 12: Pertukaran Senyum di Antara Rasa
Rafi mengikuti langkah Fika yang sudah mencapai pintu duluan. Fika menoleh, ada senyum tipis di wajahnya. Ketegangan yang mencekam tadi perlahan menguap, digantikan oleh kelegaan.
"Kita belum berkenalan secara resmi," kata Fika, menyodorkan tangannya. "Saya Fika Maharani, ibu dari Tisya, penjual kue yang Anda katakan enggak enak itu." Ia mencoba melontarkan candaan kecil, membuat suasananya terasa lebih rileks.
Rafi sempat terkejut dengan inisiatif Fika, tapi ia langsung menyambut uluran tangan itu. "Rafi, Rafi Iskandar," jawabnya. "Kue yang Anda buat enak, hanya saja saya yang tidak terlalu suka dengan makanan manis."
"Pak Rafi," kata Fika.
Rafi langsung memotong. "Rafi saja. Saya rasa umur kita tidak berbeda jauh."
Fika mengangguk, senyumnya semakin lebar. "Rafi, terima kasih untuk semuanya."
"Semua?" Rafi mengangkat sebelah alisnya, ekspresi wajahnya tenang, ingin tahu apa saja yang ada di pikiran Fika.
"Ya. Anda perhatian pada kondisi Tisya. Anda juga mengantar ibu saya ke rumah sakit. Walau saya masih penasaran, dari mana Anda tahu itu adalah ibu saya yang masih ada di lokasi acara. Anda yang pertama kali sigap menelepon ambulans. Dan saya masih mengingat bagaimana Anda menyelamatkan saya di kafe waktu itu..."