"Apakah harus dicek? Tidak secara langsung dalam artian 'menyelidiki' suami seperti detektif. Saya tidak menyarankan Ibu untuk diam-diam memeriksa ponsel suami, melacak keberadaannya, atau melakukan tindakan curiga lainnya. Pendekatan semacam itu justru bisa merusak kepercayaan yang mungkin sudah rapuh dan memperburuk hubungan Ibu. Ingat, trust itu fondasi."
Yang perlu Ibu lakukan adalah mengatasi akar masalah dari pikiran-pikiran tersebut:
- Komunikasikan Kekhawatiran Ibu dengan Kejujuran yang Lembut: Beranikan diri untuk menyampaikan kepada suami, dengan nada yang jujur dan tulus, bukan menuduh. Contohnya, 'Sayang, saya merasa kamu semakin sibuk akhir-akhir ini, dan jujur, kadang muncul pikiran-pikiran aneh di kepala saya bahwa kamu mungkin tidak lagi fokus pada saya, saya jadi merasa tidak aman.' Ini akan mendorong suami untuk lebih berempati dan memahami perasaan Ibu. Beri kesempatan suami untuk menjelaskan dan meyakinkan Ibu.
- Fokus pada Perasaan Ibu, Bukan Tuduhan: Daripada mengatakan 'Kamu selingkuh!', yang bersifat menuduh dan defensif, fokuslah pada perasaan Ibu sendiri. Katakan, 'Saya merasa sangat kesepian dan takut kehilanganmu. Saya merindukan kedekatan kita.' Ini akan mendorong suami untuk lebih berempati dan tidak merasa diserang.
- Cari Tahu Alasan Kesibukan Suami (Tanpa Menghakimi): Tanyakan kepada suami apa yang sebenarnya membuatnya begitu sibuk. Dengarkan penjelasannya dengan pikiran terbuka. Mungkin ada tekanan pekerjaan yang besar, atau ia sedang berusaha keras untuk masa depan keluarga. Pemahaman ini bisa meredakan kecurigaan Ibu dan melihat sisi perjuangan suami.
- Konsultasi dengan Psikolog atau Konselor Pernikahan: Jika pikiran negatif ini terus mengganggu, sulit diatasi berdua, dan memicu kecemasan hebat, saya sangat menganjurkan Ibu dan suami untuk mencari bantuan dari psikolog atau konselor pernikahan. Profesional dapat membantu memfasilitasi komunikasi yang sulit, mengidentifikasi pola-pola negatif, dan memberikan strategi untuk membangun kembali kepercayaan serta kedekatan. Ini bukan berarti pernikahan Ibu bermasalah parah, tetapi ini adalah investasi untuk kesehatan dan kekuatan hubungan Ibu di masa depan.
"Ibu Tiara, prioritas utama saat ini adalah memastikan kondisi kesehatan fisik Ibu. Saya sangat menyarankan Ibu untuk segera melakukan tes kehamilan ulang dan membuat janji temu untuk pemeriksaan lebih lanjut dengan saya atau dokter kandungan lainnya. Kita perlu memastikan tidak ada kehamilan dan mengevaluasi kondisi rahim Ibu pasca kuret, termasuk mengecek kadar hormon jika diperlukan."
"Setelah itu, mari kita fokus pada perbaikan komunikasi dan keintiman dalam pernikahan Ibu. Ingat, Ibu tidak sendirian dalam menghadapi ini. Saya di sini untuk membantu Ibu. Kita akan lalui ini bersama."
#ilustrasi #konsultasidokterkandungan
#tripvianahagnese
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI