Mohon tunggu...
Tripviana Hagnese
Tripviana Hagnese Mohon Tunggu... Bisnis, Penulis, Baker

Saya seorang istri, ibu rumah tangga, yang juga mengelola bisnis, ada bakery, laundry, dan parfum.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Senja di Ujung Pelangi (Ep. 8/10)

14 Juni 2025   00:36 Diperbarui: 13 Juni 2025   18:50 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Milik Tripviana Hagnese: Senja di Ujung Pelangi

Gambar Milik Tripviana Hagnese: Senja di Ujung Pelangi (Ep. 8/10)
Gambar Milik Tripviana Hagnese: Senja di Ujung Pelangi (Ep. 8/10)

Episode 8: Bayangan yang Terbentang

Senja di Ujung Pelangi Tayang setiap hari 3 Episode

Total 10 Episode

#tripvianahagnese

Pengakuan Rama di ruang kerjanya bagai gempa bumi yang meruntuhkan segala pondasi yang Senja bangun tentang keluarganya. Ia tidak bisa mencerna. Rama, kakak kandungnya seibu? Dan yang lebih menyakitkan, ibunya ternyata punya masa lalu serumit itu, menyembunyikan seorang putra yang kini berdiri di depannya. Kepala Senja berdenyut hebat. Ia merasa dikhianati oleh takdir, oleh rahasia yang disimpan rapat oleh orang-orang terdekatnya.

Ia pulang ke apartemennya dengan langkah gontai, otaknya kalut. London yang dingin terasa semakin beku. Senja duduk di lantai, memeluk lututnya, berusaha menenangkan napas. Ia memandang foto ibunya di ponsel, mencari-cari jejak rahasia itu di senyum mendiang ibunya yang dulu selalu ia kenal sebagai sosok yang sempurna. Rasa marah, sedih, dan bingung bercampur aduk.

Ponselnya bergetar. Sebuah panggilan video dari Awan. Senja ragu, apakah ia harus mengangkatnya? Bagaimana ia bisa menceritakan semua ini pada Awan? Tentang Rama yang ternyata kakaknya, tentang masa lalu ibunya yang kelam, tentang kebohongan yang selama ini menaungi hidupnya. Ia tidak ingin Awan khawatir, apalagi dengan jarak yang membentang begitu jauh. Namun, kerinduan pada Awan, satu-satunya orang yang bisa memberinya kenyamanan, akhirnya mengalahkan keraguannya.

"Wan..." Senja menjawab panggilan itu, suaranya serak. Ia berusaha menyembunyikan wajahnya yang sembab, tapi sia-sia.

Awan di seberang layar langsung menyadarinya. Wajahnya yang lelah setelah seharian di kafe, berubah menjadi cemas. "Senja? Kenapa? Kamu nangis?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun