Episode 4: Langkah-Langkah Kecil Menuju Impian
Senja di Ujung Pelangi Tayang setiap hari 3 Episode
Total 10 Episode
Pesan Awan semalam, yang penuh pengertian dan dukungan, bagai setetes embun di tengah kegersangan hati Senja. Ia tahu, Awan telah menekan egonya, mengesampingkan rasa cemburu yang pasti ada, demi kebahagiaan dan masa depan Senja. Hal itu justru membuat Senja semakin berat untuk memutuskan.
Ia tahu tawaran Rama adalah solusi paling realistis untuk kondisi ayahnya. Gaji dua kali lipat UMR, tunjangan kesehatan untuk keluarga, bonus proyek, dan yang terpenting, Rama bahkan berjanji akan membantu mencarikan tempat tinggal nyaman dan terjangkau di pusat kota jika Senja bersedia pindah. Ini bukan hanya tentang uang, tapi juga kemudahan akses, efisiensi waktu, dan jaminan stabilitas yang tak bisa ia dapatkan dari pekerjaan lepasnya sekarang. Adiknya, Jingga, memang bisa menjaga Bapak di rumah, tapi beban finansial tetap ada di pundaknya.
Di satu sisi, ada Awan, dengan mimpinya membangun kedai kopi "Senja Rasa". Mereka sudah berjanji, akan membangun masa depan bersama, dari hal-hal kecil hingga besar. Perpisahan, meskipun sementara, terasa seperti merobek sebagian dari dirinya. Bagaimana ia bisa meninggalkan aroma kopi dan senyum tulus Awan setiap sore? Senja merasa seolah harus memilih antara dua bagian penting dalam dirinya: tanggung jawab pada keluarga dan hatinya. Sebuah dilema yang menyesakkan, bagai tersesat di persimpangan jalan tanpa peta.
Setelah beberapa hari merenung, pikiran Senja terus berputar. Ia menghitung, menimbang, dan akhirnya, sebuah keputusan sulit harus ia ambil. Sebuah keputusan yang didorong oleh kebutuhan dan tanggung jawab yang tak bisa ia abaikan. Demi Bapak dan masa depan Jingga, demi napas keluarga yang harus terus berhela, ia memutuskan untuk menerima tawaran Rama.
Malam itu, Awan dan Senja merayakan keputusan sulit tersebut di kafe. Kafe sudah sepi, hanya mereka berdua, ditemani cahaya temaram lampu gantung. Di meja, ada dua cangkir kopi dingin dan sepotong kue. Sebuah perayaan yang sederhana, namun di dalamnya terkandung sebuah tekad besar yang berbalut kesedihan. Mereka bicara tentang bagaimana Senja akan mengatur jadwalnya, tentang mimpi Awan yang sebentar lagi akan terwujud.