Aduh... panas banget... Pusing... Kepala berat... Kenapa sih harus di sini? ia bergumam pada diri sendiri, berusaha bertahan, tapi rasanya Bumi bergoyang. Ia mencoba fokus, tapi pandangannya memudar. Ia merasa semakin kehilangan kesadaran.
"Amel? Kamu nggak apa-apa?" Samar-samar ia mendengar suara.
Deg! Dunia Amel mendadak gelap.
"Ya ampun! Dia pingsan!"
"PMR! Mana PMR?!"
"Angkat! Angkat ke UKS!"
Suara-suara heboh berbaur dengan keramaian pasca-pertandingan. Amel merasakan tubuhnya diangkat.
Sadarnya Amel sudah di UKS sekolah. Dingin. Ia mengerjap, melihat langit-langit putih. Penjaga UKS, seorang ibu paruh baya yang lelah, duduk di sebelahnya.
"Amel, kamu sudah bangun?" tanya penjaga UKS, nadanya sedikit lelah. "Kamu kecapekan ya? Makanya jangan dipaksain kalau nggak kuat panas. Ini sudah sore, kamu bisa pulang ya? Ibu juga mau pulang nih, udah jam lima."
Amel mengangguk lemas. Tubuhnya masih terasa lunglai. Ia berterima kasih, lalu perlahan bangun dan keluar dari UKS.
Koridor sekolah sudah sepi. Matahari sudah condong ke barat. Amel berjalan gontai menuju gerbang. Tubuhnya masih limbung. Kepala berdenyut.