Mohon tunggu...
Try Raharjo
Try Raharjo Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Orang Republik

Subscribe ya dan like channel YouTube punyaku youtube.com/c/indonesiabagus

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Membangun Kesepahaman dalam Perspektif Kebencanaan

6 Februari 2021   23:37 Diperbarui: 9 Februari 2021   10:34 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah. | Dok. Kompas


Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyerukan warga Provinsi Jawa Tengah untuk mengikuti gerakan "Jateng di Rumah Saja" pada tanggal 6 dan 7 Februari 2021 sebagai bagian dari upaya untuk mengendalikan penyebaran virus Covid-19, mengingat penularan virus tersebut di Provinsi Jawa Tengah merupakan yang tertinggi ketiga di Indonesia. 

Menurut Ganjar, gerakan ini bukanlah gerakan yang dicetuskan tiba-tiba karena seruan untuk tinggal di rumah saja sebenarnya sudah lama disampaikan kepada masyarakat sejak pandemi mulai merebak di Indonesia.

"Yang dibutuhkan bukan diksi pelarangan, yang dibutuhkan sebenarnya ayo di rumah saja. Kita berikan empati kepada para tenaga kesehatan, penggali kubur, pak dokter yang berjuang keras," kata Ganjar (Baca Kompas).

Ini artinya gerakan tersebut sebenarnya dapat ditafsirkan sebagai ajakan kepada warga masyarakat untuk sejenak mengurangi aktivitas di luar rumah, membangkitkan kesadaran terhadap bencana wabah yang masih menjadi ancaman kehidupan, mengapresiasi segala upaya yang telah dilakukan oleh berbagai pihak untuk menekan jumlah kematian akibat Covid-19, untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Hal ini tentu dapat dinilai sebagai niat baik untuk mengingatkan masyarakat pada pengorbanan yang dilakukan oleh tenaga medis dan para medis, relawan, dan pegiat sosial dalam merawat para penderita, dan mengurangi jatuhnya korban jiwa. Demikian pula untuk menghargai usaha para tokoh agama, aparat keamanan, dan lembaga-lembaga terkait yang tanpa lelah terus mengingatkan warga masyarakat agar disiplin melaksanakan protokol kesehatan di ruang publik. Termasuk juga sebagai tanda dukungan moral dan empati, turut berduka cita bagi keluarga korban yang anggotanya meninggal karena penyakit tersebut.

Sejauh ini segala bentuk upaya memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19 telah dilakukan oleh Pemerintah, instansi / lembaga, tokoh agama, tokoh masyarakat, aparat (TNI, Polri, Satpol PP), relawan, dan seluruh komponen bangsa yang bersinergi dan melaksanakan penegakan disiplin protokol kesehatan di ruang publik.

Menghentikan / menekan seminimal mungkin penyebaran wabah Covid-19, termasuk melalui upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap risiko penyebaran virus dengan gerakan "Jateng Di Rumah Saja" menunjukkan upaya serius yang ditempuh dalam penanggulangan pandemi yang tergolong sebagai bencana nasional ini.

Menurut pandangan penulis, untuk menghadapi pandemi Covid-19 ini memang dibutuhkan kesadaran dan peran serta seluruh warga negara tanpa kecuali.

Dari sinilah dapat ditarik kesimpulan bahwa kesepahaman dalam melihat pandemi Covid-19 sebagai bencana yang harus kita hadapi bersama menjadi penting, untuk menyatukan sikap dan langkah yang harus dilakukan.

Tanpa adanya kesepahaman dalam melihat pandemi sebagai bencana yang merupakan ancaman bagi kehidupan bersama, maka tidak akan terjadi sinergitas dan kerja sama yang dibutuhkan untuk menghadapi aneka bentuk permasalahan sosial ekonomi yang menyertainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun