Mohon tunggu...
Tri Maryati
Tri Maryati Mohon Tunggu... -

saya adalah mahasiswi jurusan pendidikan teknik informatika universitas negeri malang. sekarang sedang menyusun skripsi.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

My mom is special

21 Desember 2012   23:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:13 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika aku mau menuliskan tentang seperti apakah ibuku. Sempat terbersit dalam benakku bahwa apa yang akan aku tulis nanti belum ada apa-apanya dibandingkan apa yang telah ibuku berikan kepadaku selama ini. Tetapi paling tidak ini adalah sedikit ungkapan perasaan ku yang paling dalam kepada ibuku sayang.

Sosok ibu dalam hidupku sangat dominan. Ibuku adalah seorang guru SD. Dulu saat mengandungku ibu tetap semangat untuk bekerja meskipun tempat kerja ibuku lumayan jauh. Ketika aku sudah balita, aku memang sering ditinggal oleh ibuku bekerja dan biasanya aku dititipkan ke tante sebelah rumahku. Pernah karena itu aku sedikit kehilangan sosok ibu dalam hidupku dan lebih dekat dengan figur ayah yang sering ada bersamaku.  Masih jelas dalam ingatanku waktu aku masih kecil ibu selalu bertanya padaku nanti kalau sudah besar mau jadi apa nak?. Dan ketika itu sering aku duduk di depan rumah dan melihat anak-anak yang berangkat sekolah karena tidak jauh dari rumahku ada SD.

Ibuku memang berbeda dengan ibu-ibu yang lain, yang setiap hari setiap waktu ada untuk kalian di waktu kecil. Beranjak TK, aku biasa berangkat bersama ibu. Ibu mengantarkan aku dulu baru kemudian ibu berangkat bekerja. Ayahku yang seorang petani juga sibuk ke sawah serta kakak yang telah menginjak SMP sehingga saat aku pulang dari sekolah rumah masih kosong dan aku tidak pernah diberi kunci. Namun aku dengan cerdiknya masuk rumah dengan menerobos jendela, sungguh sampai saat ini jika aku mengingatnya aku akan tertawa sendiri.

SD ku sangat dekat dengan rumah jadi, kekhawatiran ibu jika aku pulang lewat jalan raya sedikit berkurang. SMP meski jarang sarapan karena ibuku jarang masak pagi, aku di beri uang saku lebih sehingga bisa makan di kantin dengan temanku.

Beranjak SMA, aku memilih SMA yang favorit yang terbukti tetanggaku yang lulusannya jadi orang sukses. Aku indekos dekat SMA, itupun dengan bantuan ibu aku bisa mendapatkannya. O iya saat pendaftaran aku bersama ibuku, dan saat aku ingin sekolah di SMA 1 Blitar yang menjadi sekolah idola yang berada di kota Blitar, meski aku sempat tidak percaya diri namun ibuku lah yang membelikan formulirnya untukku. Tapi karena NEM ku yang jika dibandingkan nilai anak kota yang dikalikan 1,1 X NEM, jadi prediksi aku akan di urutan terbawah dan terancam masuk SMA 2 atau 3. Dan disarankan aku memilih SMA 1 Talun yang juga favorit di kabupaten Blitar. Dan ternyata aku bisa masuk juga dan ternyata 2 teman dekatku juga diterima disana. Ketika aku dapat tempat kos, 2 temanku ku ajak hingga akhirnya kami bertiga selalu bersama.

Lulus SMA. Menghadapi SNMPTN aku meminta les sama ibuku dan dikabulkan, meski aku harus kos lagi di tempatku yang dulu bersama adek-adek kos. Tidak apa-apa karena ibu kosku baik hati dan adek-adek kos yang sudah dekat denganku. Saat ujian datang, aku mengikuti tes mandiri I UM sebelum SNMPTN, tes Poltekes , tes SNMPTN, dan terakhir tes STAN. Dari tes tersebut, aku keterima di UM Teknik Informatika, di poltekes jurusan gizi. Dan saat itulah aku dan keluarga terjadi perbedaan keinginan dengan ayah dan ibu. Kalau ayah ingin aku masuk gizi sedangkan ibu ingin aku jadi guru.

Dan akhirnya aku memutuskan masuk jadi guru tetapi bukan karena dipaksa tetapi karena atas keinginanku sendiri. Dan ibuku lah salah satu motivasi terbesar aku masuk jadi calon guru.Dan salah satu yang paling berkesan saat aku ingin ikut ajang gus dan jeng kabupaten Blitar, ibuku mau mengantarkan aku sampai tempat acara. Bertemu dengan orang-orang yang pernah ku kenal waktu SMA yang waktu itu telah menjadi gus dan jeng kabupaten Blitar. Meski rumahku jauh, aku dan ibu datang paling pagi di bandingkan panitianya malah.

Meski itu adalah kali pertama aku ikut ajang seperti itu, aku sangat bahagia pernah mengikuti acara itu. Dan meski aku sedih mengecewakan ibu karena aku tidak terpilih. Tapi ibu menerima itu sebagai pelajaran yang berharga bagiku.

Sangat berkesan saat ibu menguatkanku dalam pergaulan saat awal kuliah  dan aku masih belajar beradaptasi dengan lingkungan di kampus yang mayoritas bergaya hidup mewah, karena aku ingin juga masuk dalam komunitas itu. Dan ibu dengan sangat bijaknya bilang tidak penting gaya hidup yang bermewah-mewahan, karena kita mesti bersyukur masih banyak teman kamu yang tidak bisa sekolah dan hanya bisa di dapur yang setiap hari membantu ibunya memasak. Dan aku dan ibu sama-sama menangis tersedu dan sejak itulah aku sadar bahwa kompak tidak berarti harus mengikuti gaya hidup yang bermewah-mewahan itu. Bersyukur aku masuk dalam komunitas penggiat dan aktivis di kampus yang sering mengadakan kegiatan-kegiatan yang positif seperti lomba web, lomba robotik, pelatihan game, pemrograman java, seminar pendidikan 3 tahun berturut-turut, dan talk show kemuslimahan.

Dan alhamdulilah sekarang aku sudah semester 7 dan hendak menyelesaikan studi dengan giat menyusun skripsi. Ingin membahagiakan ibuku adalah cita-cita dalam hidupku. Terimakasih Tuhan telah mengirimkan ibu yang sangat luar biasa dalam hidupku...


***

Malang, 11 Desember 2012

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun