Mohon tunggu...
trimanto ngaderi
trimanto ngaderi Mohon Tunggu... Penulis Lepas

Pendamping Sosial diKementerian Sosial RI;

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Pengalaman Naik MRT-LRT Bawah Tanah di Kuala Lumpur

25 April 2025   09:13 Diperbarui: 25 April 2025   09:13 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stasiun KL Sentral, Sumber: Dokumentasi Pribadi

Saya tidak menyangka kalau di Kuala Lumpur ada kereta api bawah tanah. Awalnya, saya merasa heran. Untuk menuju ke kereta api yang akan saya naiki, saya perlu turun 2-3 kali menggunakan eskalator. Mana eskalatornya itu tinggi banget, sekitar 10-12 meter. Berarti stasiunnya berada cukup dalam di dalam tanah.

Dan ternyata benar. Setelah saya masuk ke dalam kereta api, kereta api berjalan dalam kegelapan. Tidak ada pemandangan apapun yang dapat saya lihat kecuali lampu-lampu di kanan dan kiri kereta api. Hal ini saya rasakan cukup lama, sampai melewati banyak stasiun.

Wow..... kereta api bawah tanah bro! (Gumamku lirih).

Sebagai informasi tambahan, MRT Laluan Kajang (jalur Kwasa Damansara menuju Kajang) sepanjang 46 km. Jalur ini berjalan di bawah tanah sejauh 9,5 km, memiliki 29 stasiun dengan 7 stasiun berada di bawah tanah.

Jalur berikutnya adalah MRT Laluan Putrajaya (jalur Kwasa Damansara menuju Putrajaya). Jalur ini memiliki panjang 57,7 km, terdiri dari 44,2 km jalur layang dan 13,5 km jalur di bawah tanah. Terdapat 27 stasiun layang dan 9 stasiun bawah tanah.   

Terdapat 10 stasiun pertukaran (transit) dan stasiun penghubung di sepanjang jalur ini.

Jarak antarkereta tidak terlalu lama. Untuk LRT, pada jam sibuk tiap 3-6 menit, dan di luar jam sibuk 5-10 menit. Untuk MRT dengan interval 4-10 menit. Sedangkan KL Monorail setiap 8-12 menit. Adapun jam operasional mulai pukul 06.00 hingga 24.00 waktu setempat.

Perbedaan dengan stasiun di Indonesia, kalau di Malaysia sama sekali tidak ada toko atau orang yang berjualan di dalam area stasiun. Uniknya, ada beberapa stasiun yang menyatu dengan pusat perbelanjaan (mal), seperti di KL Sentral dan KLCC. Satu lagi, MRT dan LRT di sana tidak ada masinis. Sepertinya kereta berjalan secara otomatis dan dikendalikan dari kantor pusat. Barangkali untuk KL Monorail dan KTM Komuter juga tidak pakai masinis. Sayang sekali, untuk dua jenis kereta api yang terakhir, saya belum mencobanya.

Ruang tunggu di stasiun tidak menyediakan kursi-kursi, hal ini mungkin karena interval antar kereta api tidak begitu lama, yaitu rata-rata 5-10 menit saja. Setiap pintu masuk kereta, ada pula pintu-pintu yang nanti akan membuka secara otomatis ketika kereta api tiba. Sepertinya pintu-pintu tersebut sebagai pengaman agar orang tidak terserempet kereta api, terutama fungsi keamanan bagi anak-anak.

Kesimpulannya, secara umum kereta api di Kuala Lumpur sangat bagus dan sangat canggih, dengan fasilitas yang baik dan nyaman, tidak terlalu penuh sesak sekalipun di jam-jam sibuk. Ditambah pula menjangkau ke seluruh penjuru kota, bahkan hingga daerah-daerah pinggiran kota. Cukup membeli tiket sekali, kita bisa transit untuk sampai ke stasiun tujuan.

Saya masih ingin sekali pergi ke sana dan mencoba naik kereta api lagi. Bagaimana dengan Anda?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun