Mohon tunggu...
trimanto ngaderi
trimanto ngaderi Mohon Tunggu... Penulis Lepas

Pendamping Sosial diKementerian Sosial RI;

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Pengalaman Naik MRT-LRT Bawah Tanah di Kuala Lumpur

25 April 2025   09:13 Diperbarui: 25 April 2025   09:13 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stasiun KL Sentral, Sumber: Dokumentasi Pribadi

PENGALAMAN NAIK MRT-LRT BAWAH TANAH DI KUALA LUMPUR

Pada 18-20 April 2025, saya berkesempatan mengunjungi negara Malaysia untuk kedua kalinya. Kalau yang pertama, saya datang bersama rombongan dan menggunakan moda transportasi bus pariwisata (bas persiaran). Kali ini, saya datang bersama keluarga dan pergi ke mana-mana memakai kereta api (tren).

Saya sengaja memilih menginap di dekat stasiun KL Sentral, karena di sinilah pusat dari berbagai layanan transportasi baik kereta api maupun bus. Untuk kereta api, mulai dari LRT (Light Rail Transit), MRT (Mass Rapid Transit), KL Monorail, dan KTM Komuter. Sedangkan untuk bus, ada Go KL City Bus dan Bus Rapid KL.

Malaysia adalah negara di Asia Tenggara yang memiliki sistem transportasi darat yang paling canggih dan terintegrasi. Kuala Lumpur ditunjang oleh sistem transportasi komprehensif yang tidak hanya menghubungkan satu titik dengan titik lainnya dalam kota, tetapi juga dengan seluruh Lembah Klang (sebuah wilayah yang terdiri dari Putrajaya, Kuala Lumpur, Petaling, Klang, Gombak, Hulu Langat, Sepang, dan Kuala Langat), Kuala Lumpur International Airport (KLIA), bahkan negara tetangga Singapura.

Membeli Tiket Dengan Uang Tunai 

Secara umum, pembelian tiket dilakukan secara online atau menggunakan kartu (kad). Sedangkan untuk pembelian tiket secara tunai tidak dilayani oleh petugas tiket (manusia), tapi disediakan mesin-mesin (vending machine).

Lewat mesin inilah, dengan layar sentuh, kita tinggal memilih jenis kereta api, stasiun tujuan dan banyaknya tiket. Kemudian akan muncul nominal Ringgit yang harus kita bayar. Selanjutnya, kita tinggal memasukkan uang kertas maupun uang koin. Sesaat kemudian, keluarlah tiket dalam bentuk koin plastik sekaligus uang kembalian (jika uang yang kita masukkan tadi masih ada sisa). Koin plastik inilah yang nantinya kita tap pada mesin barcode di pintu masuk.

Sebenarnya cukup mudah dan simpel, namun karena baru pertama kali, pada awalnya saya merasa bingung bagaimana caranya. Mau bertanya kepada petugas, di stasiun sepertinya tidak ada petugas yang berjaga sebagaimana di Indonesia. Akhirnya, saya meminta tolong kepada petugas kebersihan (orang India). Namun, ia langsung menolak dengan bahasa isyarat. Entah karena tidak mengerti Bahasa Indonesia atau memang dia keberatan untuk membantu.

Pada intinya, saya merasa sangat bersyukur. Meskipun sudah secanggih itu, Malaysia masih menyediakan pembayaran dengan uang cash, walaupun dilayani oleh mesin. Hal ini tentu sangat memudahkan bagi wisatawan mancanegara, karena jika harus murni online, saya tidak memiliki e-wallet maupun rekening bank khas negara ini.

Kereta Api Bawah Tanah 

Saya tidak menyangka kalau di Kuala Lumpur ada kereta api bawah tanah. Awalnya, saya merasa heran. Untuk menuju ke kereta api yang akan saya naiki, saya perlu turun 2-3 kali menggunakan eskalator. Mana eskalatornya itu tinggi banget, sekitar 10-12 meter. Berarti stasiunnya berada cukup dalam di dalam tanah.

Dan ternyata benar. Setelah saya masuk ke dalam kereta api, kereta api berjalan dalam kegelapan. Tidak ada pemandangan apapun yang dapat saya lihat kecuali lampu-lampu di kanan dan kiri kereta api. Hal ini saya rasakan cukup lama, sampai melewati banyak stasiun.

Wow..... kereta api bawah tanah bro! (Gumamku lirih).

Sebagai informasi tambahan, MRT Laluan Kajang (jalur Kwasa Damansara menuju Kajang) sepanjang 46 km. Jalur ini berjalan di bawah tanah sejauh 9,5 km, memiliki 29 stasiun dengan 7 stasiun berada di bawah tanah.

Jalur berikutnya adalah MRT Laluan Putrajaya (jalur Kwasa Damansara menuju Putrajaya). Jalur ini memiliki panjang 57,7 km, terdiri dari 44,2 km jalur layang dan 13,5 km jalur di bawah tanah. Terdapat 27 stasiun layang dan 9 stasiun bawah tanah.   

Terdapat 10 stasiun pertukaran (transit) dan stasiun penghubung di sepanjang jalur ini.

Jarak antarkereta tidak terlalu lama. Untuk LRT, pada jam sibuk tiap 3-6 menit, dan di luar jam sibuk 5-10 menit. Untuk MRT dengan interval 4-10 menit. Sedangkan KL Monorail setiap 8-12 menit. Adapun jam operasional mulai pukul 06.00 hingga 24.00 waktu setempat.

Perbedaan dengan stasiun di Indonesia, kalau di Malaysia sama sekali tidak ada toko atau orang yang berjualan di dalam area stasiun. Uniknya, ada beberapa stasiun yang menyatu dengan pusat perbelanjaan (mal), seperti di KL Sentral dan KLCC. Satu lagi, MRT dan LRT di sana tidak ada masinis. Sepertinya kereta berjalan secara otomatis dan dikendalikan dari kantor pusat. Barangkali untuk KL Monorail dan KTM Komuter juga tidak pakai masinis. Sayang sekali, untuk dua jenis kereta api yang terakhir, saya belum mencobanya.

Ruang tunggu di stasiun tidak menyediakan kursi-kursi, hal ini mungkin karena interval antar kereta api tidak begitu lama, yaitu rata-rata 5-10 menit saja. Setiap pintu masuk kereta, ada pula pintu-pintu yang nanti akan membuka secara otomatis ketika kereta api tiba. Sepertinya pintu-pintu tersebut sebagai pengaman agar orang tidak terserempet kereta api, terutama fungsi keamanan bagi anak-anak.

Kesimpulannya, secara umum kereta api di Kuala Lumpur sangat bagus dan sangat canggih, dengan fasilitas yang baik dan nyaman, tidak terlalu penuh sesak sekalipun di jam-jam sibuk. Ditambah pula menjangkau ke seluruh penjuru kota, bahkan hingga daerah-daerah pinggiran kota. Cukup membeli tiket sekali, kita bisa transit untuk sampai ke stasiun tujuan.

Saya masih ingin sekali pergi ke sana dan mencoba naik kereta api lagi. Bagaimana dengan Anda?

Catatan:

Berikut beberapa istilah Malaysia

Stasiun = stesen

Kereta api = tren

Kartu = kad 

Jalur = laluan 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun