Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Hosabi versi Kasidi 18 - Bijak dan Pandai

24 Mei 2024   04:57 Diperbarui: 24 Mei 2024   05:03 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.facebook.com/photo/?fbid=1268859649969475&set=a.1273744399481000

Hosabi versi Kasidi 18 -- Bijak dan Pandai

Sabda Tuhan, menurut Kasidi, aneh dan penuh misteri. Jika dicoba dijelaskan maka hasilnya justru malah remang-remang, samar-samar, gelap dan bahkan 'jauh panggang dari api'. Mengapa bisa seperti itu? Karena semua Sabda Tuhan itu sederhana, bersahaja dan jelas. Nah menjelaskan sesuatu yang sudah jelas akibatnya kan bisa fatal. Berikutnya, Sabda Tuhan di samping sedehana, bersahaja dan jelas ternyata juga sarat dengan misteri. Misteri bagi siapa? Simak Sabda Tuhan yang berikut ini: 'Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu.'

Ternyata Sabda Tuhan itu misteri bagi orang bijak dan orang pandai. Sialnya, justru orang bijak dan orang pandai, dua label yang sering dikejar dan dimohonkan oleh banyak orang, yang paling banyak memberikan penjelasan. Akibatnya? Ya konyol-lah. Lha wong intinya tersembunyi dari pikiran dan otak mereka, kok menjelaskan? Hehehe ... ayo bagaimana? Masih ada yang berani menjelaskan?

Bagi Kasidi Sabda Tuhan itu pasti benar, abadi, dan mengikat, di samping sederhana dan bersahaja. Tuhan tidak pernah ngawur, kita yang sering ngawur. Janganlah karena 'buruk muka lalu cermin dibelah', apalagi mukanya sendiri tetapi cermin milik orang lain. Juga jangan 'karena tak pandai menari lalu lantai dikatakan terjungkit'. Yang tak becus menari diri sendiri eh lantai rumah orang yang disalahkan.

Versi Tuhannya, nyamuk ditapisksn tetapi untanya ditelan. Kalau sudah begini bukankah kita ini sebenarnya buta? Bisa melihat dengan baik tetapi sejatinya buta. Ayo terus belajar memeriksa diri sendiri setiap hari, seperti Kasidi, sehingga tidak ada waktu menelisik kesalahan orang lain. Ini perintah Tuhan lho ... (sda/tbs-24052024-hvk18-087853451949)


Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun