Hosabi versi Kasidi 6 - The Older the Better
 Tuhan banyak menggunakan anggur dalam SabdaNya, bahkan mukjizat pertama yang dibuatNya adalah mengubah air menjadi anggur premium.
'Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya.'
Sabda Tuhan pembuka ini jelas menunjukkan betapa Tuhan itu beda dengan Bapa. Tuhan adalah pokok anggur sedangkan BapaNya adalah pemilik semua pokok anggur. Lalu kita siapa dan di mana? Kita adalah ranting pohon anggur tempat anggur berbuah. Bisakah ranting ini berbuah jika dipotong dan dipisahkan dari pokoknya? Kata Tuhan ya tidak bisa. Sesederhana itu, meskipun dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, ranting ternyata bisa dipotong dan dipisahkan dari pokoknya, dan tetap berbuah. Hanya saja sejatinya tetap ada pokok anggur yang memasok makanan yang diperlukan untuk menghasilkan buah. Pokok anggur yang tidak konvensional, pokok anggur yang tidak kasat mata tetapi tetap bisa melaksanakan tugas dan fungsinya.
Singkat kata, konvensional atau modern, ranting anggur tidak bisa berbuah jika sama sekali terputus dari pokoknya. Begitu juga dengan kita. Tidak bisa berbuah jika terpisah dari Tuhan.
Yang repot adalah ternyata ranting yang lebat berbuah semakin dirawat oleh pemilik kebun sedangkan yang tidak berbuah ya dipotong dan dibuang. Ranting tidak bisa apa-apa jika terpisah sama sekali dari pokoknya. Begitu juga dengan kita jika sama sekali terpisah dari Tuhan dan SabdaNya.
Sederhana dan jelas, bukan, analogi ini? Ya, kata Kasidi. Bapa dan Tuhan beda, ranting dan pokok anggur juga beda walau satu pohon. (sda/tbs-17052024-hvk6)