Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Essi Nomor 167: Dalang Hambalang Tunggang Langgang

1 April 2021   16:46 Diperbarui: 1 April 2021   16:46 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Essi 167 -- Dalang Hambalang Tunggang Langgang
Tri Budhi Sastrio
 
Konon para hulubalang pernah datang
     .
Yang dibicarakan berkaitan dengan bakti pada
     negara dulu dan sekarang.
Dulu para hulubalang mendengarkan satu perintah
     dari pagi sampai petang.
Kalau bukan mahapatih sendiri, yang memang
     komandan para hulubalang,
Biasanya perintah langsung datang dari singgasana
     dan bergema lantang
Tidak hanya dalam hati hulubalang tetapi juga
     terdengar di seantero padang.
Singkat kata perintah raja ibarat menara yang
     bangunannya tinggi menjulang
Semua dapat melihat dengan jelas hingga tak ada
     lagi kata ragu dan bimbang.
Sekarang semuanya berubah, bahkan kecoa pun
     bisa bicara keras dan lantang
Dan anehnya kecoa pun nyatanya harus didengarkan
     dan ditimbang-timbang,
Jika hanya satu kecoa cukup diinjak beres,
     tetapi jika jumlahnya tak terbilang,
Wow, bahkan para komandan garang dan
     panglima tertinggi angkatan perang
Harus berpikir berulang-ulang bagaimana cara
     membasmi ini suara sumbang.

Sekarang babak baru kasus Hambalang
     naik ke podium dan berdansa di sana
Pada awalnya hanya ada satu penari menari
     berputar-putar ke sini dan ke sana
Lalu penarinya semakin banyak ikut berputar-putar
     dan berdansa riang gembira
Tetapi sang penari utama tampaknya sedang
     sibuk berhias diri di depan kaca,
Waktunya belum tiba, mungkin ini istilahnya,
     jadi para pemirsa haruslah setia
Setia menunggu dan bersabar sebisa-bisanya
     karena siapa tahu sang sutradara
Berhasil juga mendorong sang penari utama
     naik ke pentas untuk ikut menari juga.
Kalau ini berhasil maka dua acungan jempol
     dan kata pujian 'boleh juga nih KPK'
Tidak ada salahnya diberikan pada komisi pimpinan
     orang yang sandang nama
Bapak Segala Bangsa, karena satu kasus terungkap
     juga walau senyatanya
Masih ada sejuta kasus lainnya menunggu untuk
     dikuak karena korupsinya
Bukan saja terang benderang bak sinar surya
     di bukit dan padang belantara
Tetapi pelakunya lengkap ada dan yang
     menjengkelkan eh mereka terus saja
Melanjutkan praktek perilaku yang jelas-jelas
     merugikan bangsa dan negara.
Bahkan hebatnya puluhan modus dan gaya baru
     guna merompak uang negara
Terus saja diciptakan di depan hidung penegak
     hukum negara dan reaksinya?
Eh ... biasa-biasa saja, entah memang tidak
     berdaya atau berlagak pilon semata,
Memang kurang jelas juga, tetapi para penegak
     hukum negara, polisi dan jaksa,
Tidak ikut aktif membantu menangani dan segera
     menangkap semuanya saja
Yang jelas-jelas telah merugikan uang negara ...
     kalau yang lama misalnya saja
Sulit dikuak seketika karena memang ada banyak
     barang bukti harus didata segala,
Tetapi korupsi yang baru kan tidak kurang jumlahnya,
     simak saja milyaran dana
Yang setiap hari digunakan untuk kepentingan
     perjalanan dinas umpamanya.
Cukup terjunkan sejumlah petugas guna
     memeriksa semua transaksi ini dana
Yang digunakan selama bulan terakhir di semua
     departemen dan instasi negara.
Akan sangat mengherankan jika tidak ada
     manipulasi pada sektor yang ini saja.
Kembali ke Hambalang, dalang-dalang yang
     memainkan wayang Hambalang,
Entah mengapa mulai gemetar dan bahkan
     sebagian tunggang langgang rasanya.
Ambang tumbang para ini dalang rasanya tidak
     lama lagi akan segera menjelang.
Semoga saja kesadaran mulia tetap menyeruak
     di antara kepanikan raga dan jiwa
Sehingga para dalang tidak tergoda menggunakan
     sisa-sisa dana dan harta benda
Untuk membentuk dan membiayai front pembela
     iblis guna membela tingkah mereka.
Tunggang langgang dan tumbang semoga tidak
     disandingkan dengan dosa lainnya

Essi nomor 167 -- SDA06062012 -- 087853451949

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun