***
Dua puluh menit kemudian pesawat melandas di bandara Ngurah Rai dengan mulus. Sebagian besar penumpang turun dengan wajah cerah. Hanya sebagian dari mereka, khususnya penumpang di kelas utama, berwajah sedikit tegang. Tampak di antara penumpang kelas utama yang turun seorang laki-laki tampan berjalan dengan langkah tegap. Di belakangnya seorang wanita sangat cantik ikut melangkah. Juga tampak empat orang menyandang tas tangan berwarna abu-abu yang modelnya seragam.
Bus bandara membawa mereka ke terminal kedatangan.
 "Selamat berpisah, Letnan," gadis cantik itu berbisik kala  mereka secara bersama-sama sampai di pintu ke luar. "Anda tidak usah mencoba mengikuti kami. Buang-buang waktu saja, Letnan!"
Letnan Komang Aji tidak menjawab.
Sesampainya di halaman depan, sebuah Toyota Al[hard menunggu rombongan wanita itu. Dengan cepat mobil itu meluncur meninggalkan kawasan bandara.
Hmm, sebenarnya aku dapat menahan mereka dengan alasan menggunakan nomer mobil palsu tetapi cara ini terlalu kampungan, gumam Letnan Komang Aji. Dia geram membayangkan mobil bernomer palsu itu menghilang begitu saja tetapi ketika membayangkan wajah manis gadis itu, seulas senyuman cerah muncul juga di sudut-sudut bibirnya. Masih ada waktu lain untuk membalas perlakuan ini, tekadnya! (R-SDA-18032021-087853451949)
