Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen Kontemporer: Misteri Cangkir Retak

8 Maret 2021   09:30 Diperbarui: 8 Maret 2021   10:12 789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.gambar.pro/2010/04/100-gambar-gelas-yg-retak-kekinian.html

Kuperhatikan garis  retakannya tapi  aku  tidak  berhasil menemukan di mana keunikan dan keindahannya, malahan aku mendapat kesan cangkir ini ternodai karena retak.

Kuletakkan kembali cangkir nomer 098 itu.  Aku  berpindah ke rak yang lain. Memungut cangkir dan membaca catatan yang ada. Gaya catatannya hampir sama semua. Yang berbeda cumalah komentar tentang garis retakannya. Ada saja bahan untuk komentarnya.

Cangkir no. 126 diberi komentar 'Kalau saja  benturan yang terjadi sedikit lebih keras, cangkir ini tentu tidak sekedar retak melainkan sudah pecah berantakan.'

Cangkir  no.  017, komentarnya lain  lagi.  'Sudut  dan momentum  tepat  sekali, sehingga berhasil  menghasilkan  retakan dengan sudut hampir tepat sembilan puluh derajat.'

Begitulah, dari cangkir yang satu aku berpindah ke  cangkir yang lain. Semuanya kujelajahi tetapi semakin kupikirkan, aku jadi semakin bingung sendiri. Memang  banyak alasan muncul mengapa Santoso mengoleksi cangkir-cangkir retak semacam ini tetapi semua alasan yang melintas kurasakan tidak cocok.

Aku coba membayangkan wajah dan sifat Santoso  tetapi aku sama sekali tidak berhasil menarik hubungan dengan  koleksi cangkir retaknya.

Mungkin ada ratusan kali aku mondar-mandir  dalam  ruangan itu, sambil  memutar otak, mencoba  merangkai  dan menghubungkan  sifat-sifatnya dengan tujuan dari semua ini.  Karena terlalu banyak kemungkinan yang bisa saja terjadi, lagi-lagi aku gagal menarik kesimpulan.

Sekarang  aku  haus. Santoso ternyata bisa menduga  dengan tepat. Ah, bagaimana bisa menebak persoalan sederhana seperti ini saja aku tidak berhasil, desisku sendirian.

Tiba-tiba pandanganku tertumbuk pada cangkir berwarna hitam yang ada di rak paling kiri paling atas. Baru kali ini aku melihat cangkir berwarna hitam seperti itu. Aku mendekat dan menggunakan kursi untuk mengambilnya.

Cangkir ini tidak berlabel seperti cangkir yang  lain.  Ketika diperhatikan dengan lebih cermat,  cangkir   itu   sama  sekali  tidak  retak.   Kubolak-balik   dan kuperhatikan  lebih cermat tetapi aku tetap gagal menemukan garis retakannya.

Mungkinkah  Santoso salah menempatkan cangkir ini?  Kuambil cangkir di sebelah cangkir hitam ini. Ternyata cangkir bernomer urut: 002. Ini berarti kehadiran cangkir hitam disadari dan diketahui oleh Santoso. Lalu maksudnya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun