Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen Masa Depan: Jangan Biarkan Mereka Musnah

14 Desember 2020   08:04 Diperbarui: 14 Desember 2020   08:07 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.atlasobscura.com/articles/70-years-ago-the-us-military-set-off-a-nuke-underwater-and-it-went-very-badly

"Silakan tuan Presiden," kata Professor Kuncoro sambil membungkuk sedikit. "Suatu kehormatan, kalau anda bersedia menyaksikan operasi perdananya. Semoga tidak ada penyimpangan dan kegagalan!"

Presiden bangkit dan mendahului melangkah.

Ruang Riset dan Pengembangan Senjata Penangkal berada di ruang bawah tanah Kementerian Pertahanan. Suatu tempat yang paling dirahasiakan di seantero negara ini. Jangankan manusia, nyamuk pun jika berani menerobos masuk karena akan dihancurkan oleh sistem pengamanan total gedung ini.

Professor Kuncoro mendampingi Presiden. Sementara Menteri Riset dan Menteri Pertahanan bergegas mengikuti langkah dua orang itu. Yang lain juga ikut bangkit dan berjalan mengikuti.

Ruangan bawah tanah itu luas sekali. Professor Kuncoro memandu. Berbelok ke kiri, berbelok ke kanan. Akhirnya mereka berhenti di sebuah ruangan kecil.

"Senjata itu kau letakkan di ruangan kecil ini?" tanya Presiden tidak percaya.


Professor Kuncoro tersenyum.

"Tentu saja tidak, tuan Presiden! Ruangan kecil ini cuma pintu masuk!" Professor Kuncoro melangkah ke dinding sebelah kiri, entah apa yang dibuatnya di sana, tetapi yang jelas, tiba-tiba saja dinding di depan mereka membuka, dan dengung halus meluncur keluar.

"Silakan masuk tuan Presiden!" Profesor Kuncoro menyilahkan. "Juga anda para menteri!"

Presiden masuk dan dia terkagum-kagum. Dia belum pernah masuk ke sini. Dapat dibayangkan bagaimana rahasianya ruangan ini. Dirinya, Orang Nomor Satu negeri ini, belum pernah sebelumnya di ajak kemari, apalagi yang lain.

Begitu semua rombongan masuk, pintu rahasia menutup secara otomatis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun