Essi no. 401 Tak Sekedar Contoh, Ini Teladan
Tiba-tiba saja, kala perhatian tertuju pada perjamuan,
Tuhan berdiri, menanggalkan jubah dengan perlahan,
Mengambil penyeka, mengikat erat-erat di pinggang,
Mengambil tempat air pembasuh, itu adat kebiasaan.
Kemudian berlutut membasuh kaki dan pergelangan.
Tentu saja semua dalam perjamuan, terheran-heran.
Apa gerangan Sang Guru yang juga Tuhan, kerjakan.
Bukankah itu pekerjaan pelayan bagi tamu undangan.
Mereka bukan undangan, Tuhan juga bukan pelayan.
Tuhan itu Guru, tak hanya terhormat juga junjungan,
Yang tak sepantasnya mengerjakan kerjaan pelayan.
Tapi apa yang bisa mereka lakukan pada ini kejutan,
Apalagi tidak cuma sekali Tuhan melakukan tindakanÂ
Yang membuat mereka terkejut serta terheran-heran.
Tapi itulah Tuhan, para imam dikecam habis-habisan,
Tua-tua Yahudi dibuat telinganya merah belingsatan,
Orang Farisi tidak hanya wajah dibuat merah padam
Tapi hati mereka diubah ke arah dendam, kebencian.
Jadi apa bisa dilakukan kecuali ya diam walau heran.
Tuhan terus saja membasuh kaki serta pergelangan.
Kesunyian pecah dikala tiba pada murid berangasan,
Yang seperti biasa berani lancang mempertanyakan
Banyak tindakan Tuhan yang memang penuh kejutan.
Guru, Engkau tidak boleh dan tidak akan melakukanÂ
Ini tindakan rendahan karena Engkau bukan pelayan.
Tuhan menjawab tenang, jika yang ini tak Kulakukan
Maka engkau sudah pasti tak akan mendapat bagian.
Si Berangasan ini boleh saja pendek akal dan pikiran
Tapi ada juga sedikit kecerdasan dalam pengalaman
Karena dengan cepat ia sambung dengan perkataan
Jika benar begitu, basuh saja semua badan sekalian.
Jelas sekali Tuhan menolak permintaan ugal-ugalan.Â
Mereka yang sudah dimandikan, cuma kaki perlukan
Pembasuhan ulang, bagian lain tidak perlu dilakukan.
Begitulah teladan Tuhan gamblang tegas dinyatakan
Hamba pelayan dan semua kerendahan diteladankan.
Jika Tuhan penguasa semesta alam, gunung lautan,
Ngarai lembah hutan dan bahkan juga utara selatan,
Timur ke barat, manusia dan semua mahluk jejadian
Mengenang dan menyimak ini teladan nan jempolan,
Yang langsung datang dari Tuhan harus jadi panutan
Dalam tindak laku semua tindakan dalam keseharian.
Melayani dan melayani, rendah hati laksana pelayan
Yang tak cuma tugas dan kedudukan yang rendahan
Tapi hampir semua aspek dalam hidupnya, bawahan.
Itulah Tuhan yang melayani, itu Tuhan yang pelayan.Â
Kemudian apa yang sekarang ada dalam keseharian?
Tidak hanya tak dilaksanakan tapi bertolak belakang.
Karena semua mencari banyak alasan pembenaran,
Maka teladan keseharian diubah menjadi peringatanÂ
Kelasnya hanya simbol, jadi tanpa ikatan ketentuan.
Cukup dikenang tiap tahun di Kamis Putih perayaanÂ
Mereka yang bertugas mengenang ini peran Tuhan,
Melakukan ritus persis yang dilakukan tahun ribuan
Tuhan sudah pasti sedih tak karuan, tatkala teladan
Yang Dia maksudkan untuk dijadikan inti pedoman,
Ternyata diubah, menjadi hanya sekedar perayaan.
Kalau cuma perayaan lalu apa guna peran pelayan
Kujalankan sepenuh hati persis tepat depan kalian?
Teladan itu bukan simbol, bukan sekedar perayaan.
Teladan itu nyata, jadi ya nyata juga pada lanjutan.
Jangan cuma dikenang bergaya perayaan tahunan.
Bagi Tuhan dapat saja menyakitkan, merendahkan.
Mungkin juga tidak tepat jika basuh kaki dilakukan
Tak berkesudahan, ini tidak tepat serta berlebihan;
Tapi jika basuh kaki seorang pelayan jiwai pikiran,
Dalam setiap langkah serta tindakan hadapi insan,
Teladan Tuhan ribuan tahun silam, jadi kenyataan.
Merendahkan diri merendahkan hati, itulah teladan
Dari Tuhan pada semua insan, hilangkan keraguan
Ayo dijalankan tanpa banyak pikiran, teladan Tuhan
Tentu benar sehingga tidak perlu ada kebimbangan.
Tiru dan jalankan teladan dalam gerak keseharian,
Sudah pasti benar, sudah pasti tepat; kesia-siaan
Perbuatan. tentu akan selalu dari insan dijauhkan.
Putihnya Kamis itu adalah putihnya teladan Tuhan
Jika lalu menjadi panutan dalam hidup keseharian
Maka ini teladan tak berkurang menjadi perayaan.
Tuhan beri teladan tak semata tetapkan perayaan.
Dr. Tri Budhi Sastrio -- tribudhis@yahoo.com
08785345xxxx -- SDA18042019 -- Essi no. 401