Mohon tunggu...
Triayu Alami
Triayu Alami Mohon Tunggu... Diplomat - Belajar menulis

Mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pola Pengasuhan Demokratis Menjadikan Anak Kreatif

19 Oktober 2020   22:40 Diperbarui: 19 Oktober 2020   22:59 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ditulisan sebelumnya telah saya singgung terkait pengaruh intelegensi terhadap kreativitas. Ternyata pengaruhnya sangat besar, karena intelegensi yang tinggi akan menciptakan proses kreatif yang optimal. 

Proses kreatif itu tidak secara tiba-tiba namun perlu di dukung dengan beberapa faktor pendukung proses kreatif. Yang pertama adanya intelegensi, dengan memiliki intelegensi yang tinggi anak akan mampu mengolah informasi dengan baik yang hasil akhirnya akan berpengaruh pada proses kreatif yang baik pula. Pada intinya intelegensi sangat dibutuhkan pada proses kreatif yang akan menjadikan orang yang kreatif.

Selanjutnya adalah faktor pola pengasuhan orang tua karena pola asuh sangat berpengaruh pada pembentukan karakter anak terutama proses pembentukan kreatif pada anak.

Pola asuh orang tua penting karena orang yang paling dekat dengan anak adalah orang tua. Pola pengasuhan terbagi menjadi, yakni pengasuhan Permisif (pengambilan keputusan diberikan pada sang anak akan tetapi tetap dalam persetujuan orang tua), pengasuhan Otoritatif (pengambilan keputusan diberikan kepada anak mendorong anak untuk mandiri), pengasuhan Otoriter (anak dituntut patuh pada keinginan orang tua dan memiliki aturan yang ketat).

Pengembangan kreativitas pada anak adalah didukung oleh faktor pengasuhan demokratis (otoritatif) karena dengan orang tua memberikan kebebasan dalam pengambilan keputusan maka akan dapat meningkatkan kreativitas anak, sebaliknya jika anak di kekang dan terlalu dibatasi dalam pengasuhan maka kreativitas anak akan menurun karena anak tidak bebas melakukan suatu hal dan pada pengambilan keputusan.

Kreativitas yang baik juga didukung oleh sikap kepribadian yang suka menerima hal baru, mencoba hal baru dan yang memiliki kepribadian extrovert atau terbuka karena hal tersebut dapat memberikan kesempatan anak untuk dapat belajar lebih banyak hal.
Proses kreatif memiliki tahapan-tahapan, coba simak cerita berikut...

Khadeejah adalah siswa kelas B di sebuah TK dia di beri tugas oleh guru untuk menyusun puzzle bergambar 3 hewan yang berbeda dengan jumlah 9 kepingan, kemudian dia memikirkan langkah menyusun puzzle tersebut.Khadeejah mulai mencoba untuk melihat semua gambar agar lebih mudah memulai dengan gambar yang mana terlebih dahulu. Pada masa ini khadeejah telah berada pada tahap Persiapan.

Pada suatu saat si khadeejah ini mulai pusing dan malas menyusun puzzle ini karena merasa kesulitan. Pada masa seperti ini khadeejah berada pada tahap Inkubasi.

Setelah beberapa kali khadeejah berusaha mencoba menyusun ditengah-tengah keputusasaan tiba-tiba muncul sebuah ide yaitu dia akan memulai dengan gambar dipojok atas pada gambar bagian kepala, ide ini  yang biasa di tandai dengan kata "ahaa..." Pada masa ini dia berada pada masa Iluminasi.

Selanjutnya khadeejah terus menerus mencoba gambar yang sesuai dengan gambar sebelumnya dan akhirnya khadeejah dapat berhasil menyusun puzzle tersebut dengan padu dan indah. Masa ini adalah tahap Verifikasi.

Jadi tahapan proses kreatif adalah dimulai dari persiapan, inkubasi, iluminasi dan verifikasi hal ini seperti pendapat Graham Wallas.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun