Mohon tunggu...
Tri Atmoko
Tri Atmoko Mohon Tunggu... Ilmuwan - Peneliti Satwa Liar

Pengalaman menelusuri hutan, berbagai pengetahuan alam dan satwa liar.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Pengalaman Luar Biasa Bertemu Rangkong Gading, Burung Paling Terancam di Indonesia

6 Januari 2023   07:04 Diperbarui: 7 Januari 2023   00:01 1638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rangkong Gading (Foto: Tri Atmoko) 

Mentari pagi baru saja menampakkan semburat jingga cahanyanya, cuaca dingin masih menusuk sisa lembab hujan semalam. Suara owa-owa mulai terdengar di kejauhan. Tapi kaki ini harus menuntun untuk bergegas menuju lokasi pengamatan. Perjalanan memerlukan waktu sekitar satu jam dengan medan yang menanjak. 

Berbekal senter dan sedikit makanan kecil, tim beranjak menapaki jalan setapak yang masih gulita.

Sampai di lokasi pengamatan matahari sudah terang, peluh bercucuran seraca terhapus dengan akhir tanjakan yang dilalui. 

Kamera zoom dan tripot terpasang dalam beberapa saat. Burung-burung kecil mulai berdatangan sambil bernyayian riang di sekitar pohon ara yang sedang berbuah lebat. 

Tak lama kepakan rangkong badak yang khas terdengar keras mendekati pohon kering di sebelah pohon ara.


Sepasang burung paruh besar tersebut tak lama bertengger, mereka melanjutkan perjalanan ke arah punggungan bukit di sebelahnya.

Sekitar pukul 08.00 matahari mulai menyinari pepohonan tinggi, menghapus embun pagi yang membasahi dedaunan.

Tanpa suara, seekor burung besar meluncur hinggap di atas pohon kering. Dalam hitungan detik moncong kamera langsung tertuju ke obyek dan zoom penuh, cekrek.... cekrek... cekrek... Tombol rana terakhir terpencet seper sekian detik saat burung tersebut terbang menghilang ke rimbunan pohon di belakang kami. 

Nampak dengan jelas helaian bulu panjang berkibar di belakangnya. Belum sepenuhnya sadar dengan obyek yang terekan kamera, terdengar suara burung tersebut di balik pepohonan di belakang kami. Kuk..kuk...kuk...kuk..... kak...kakkkk..kakkkk.....

Setelah semuanya tenang, saya menoleh ke asisten saya, saya berbisik, "Rangkong gading..."

Berbinar matanya seolah gak percaya dengan pengalaman yang baru kami alami.

Rangkong gading (Rhinoplax vigil), seperti penamaan jenis tumbuhan dan satwa, umumnya menggunakan ciri-ciri khusus yang dimilikinya. Demikian juga untuk salah satu jenis burung paruh besar ini. 

Dia diberi nama Rangkong Gading karena dia memiliki semacam cula ada di atas kepalanya yang berwarna kekukuning-kuningan. Kuningnya mirip dengan warna kuning pada gading gajah, sehingga disebut dengan rangkong gading. 

Rangkong sendiri adalah nama umum untuk beberapa jenis suku Bucerotidae.

Dalam istilah Bahasa inggris disebut dengan hornbill, karena memang mereka memiliki semacam cula di atas kepalanya.

Rangkong gading dalam Bahasa inggris dikenal sebagai Helmeted Hornbill. Hal itu menilik dari bentuk tanduk di kepalanya yang mirip helm.

Tragisnya, helm inilah yang menjadi sebab ancaman bencana kepunahan jenis ini. Karena helm inilah mereka banyak diburu dan dibunuh.

Tanduk rangkong gading lebih padat dibandingkan kerabatnya lainnya yang umumnya kosong di dalamnya. Mitos banyak beredar bahwa tanduk tersebut berkhasiat obat, padahal anggapan tersebut tanpa dasar ilmiah sama sekali.

Ribuan burung telah dibunuh demi cula ini. Perlu diketahui bahwa rangkong gading adalah burung yang monogami, mereka hanya memiliki pasangan seka seumur hidup. Sehingga jika satu ekor rangkong gading mati diburu, maka pasangannya tidak akan mencari pasangan lagi hingga akhir hayatnya.

Jika pasangan tersebut memiliki anak, maka anak dan induk betina akan berdiam di dalam saran dan suplay makanan hanya dari induk jantan. Dan jika induk jantan diburu dan mati data mencari makanan, maka induk betina dan anaknya di dalam sarang akan mati kelaparan. Jahat sekali kan para pemburu rangkong gading itu...

Tak hayal status konservasi rangkong gading secara internasional menurut red list IUCN adalah kritis mengalami kepunahan (Critically endangered).

Peraturan Indonesia juga menobatkan rangkong gading sebagai satwa yang dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 106 tahun 2018.

Lokasi pengalaman yang diceritakan di awal paragraph sengaja dirahasiakan demi keamanan burung langka ini.

Semoga mereka bisa lestari dan berkembang biak tanpa gangguan para pemburu yang jahat.

Semoga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun