Mohon tunggu...
Trian Ferianto
Trian Ferianto Mohon Tunggu... Blogger

Tips belajar, self development, bisnis, dan solopreneur banyak saya tulis di sini: pinterim.com | Ada hadiah kecil gratis untukmu di sana.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Tutor Gratis 24/7 Jam Nonstop: Bagaimana Cara AI Memperbaiki Pondasi Bahasa Inggris Saya

4 Agustus 2025   10:34 Diperbarui: 4 Agustus 2025   10:39 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi saya belajar dan memperbaiki bahasa inggris dengan bantuan AI | sumber: penulis melakukan olah grafis dengan Gemini AI


Saya selalu merasa perjalanan saya dalam belajar Bahasa Inggris membentur tembok. Puncaknya adalah ketika skor tes TOEFL terakhir saya hanya mencapai 497, kurang tiga poin saja untuk menembus ambang batas 500. Saya sering merenung, mengapa ini terus terjadi?

Setelah berefleksi, saya menemukan beberapa akarnya. Saya berasal dari sekolah dasar di pinggiran kota Pasuruan dengan paparan Bahasa Inggris yang sangat minim. Pelajaran itu hanya saya dapatkan seminggu sekali dari kelas 3 hingga 6 SD, dan di rumah pun tidak ada lingkungan yang mendukung.

Lulus dari sana, saya berhasil masuk ke SMP favorit dan ditempatkan di kelas unggulan. Di sinilah kesenjangan itu terasa: teman-teman sekelas saya sudah memiliki pemahaman Bahasa Inggris yang jauh lebih matang.

Akibatnya, guru mengajar dengan kecepatan dan metode yang sesuai untuk mayoritas siswa yang sudah paham, sementara saya tertinggal. Saya harus tertatih-tatih mengejar sebisanya.

Proses yang dipaksakan ini ternyata membuat banyak fundamental Bahasa Inggris saya keliru. Pada satu titik, saya merasa sangat sulit menerima konsep yang lebih lanjut. Akhirnya saya sadar, semua ini karena fondasi saya tidak kokoh.

Kenyataan pahit ini baru benar-benar saya sadari dan validasi saat belajar bersama Chat AI. Ketika saya memintanya untuk menjelaskan kembali konsep-konsep dasar tata bahasa (terutama tenses), terkuaklah bahwa ada banyak pemahaman saya yang keliru. Kekeliruan inilah yang membuat konsep-konsep di level selanjutnya terasa tidak logis bagi saya.

Dengan pemahaman baru ini, akselerasi belajar saya meningkat pesat. Saya jadi lebih menikmati prosesnya, terutama saat membaca teks Bahasa Inggris, semua karena saya telah berhasil 'memperbaiki' fondasi saya yang rapuh. Dengan fondasi yang lebih solid, saya merasa jauh lebih siap menerima materi di level selanjutnya.

Pelajaran yang bisa saya petik adalah: saat kita merasa stagnan dalam belajar, mungkin ada fondasi yang kurang kokoh yang perlu ditinjau ulang. Ini seperti metafora "mengasah gergaji". Proses ini mungkin tampak seperti tidak ada kemajuan, atau bahkan sebuah langkah mundur. Namun, saat gergaji itu kembali tajam, ia siap menebang kayu yang paling kuat sekalipun; sanggup menaklukkan konsep yang lebih tinggi dan rumit.

Saya telah membuktikan sendiri bahwa efektivitas belajar menggunakan AI benar-benar nyata. Kemampuan saya meningkat dengan biaya yang jauh lebih rendah, bahkan gratis, tanpa perlu les atau menggaji tutor privat yang mahal. Dengan arahan (prompt) yang tepat, AI mampu bertransformasi menjadi mentor dan partner diskusi yang andal, tidak kenal lelah, dan siap diajak berlatih kapan pun, 24/7.

Tentu, tantangannya terletak pada kemampuan kita merancang prompt yang efektif untuk menjadikan AI partner belajar yang suportif. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun