Saya selalu merasa perjalanan saya dalam belajar Bahasa Inggris membentur tembok. Puncaknya adalah ketika skor tes TOEFL terakhir saya hanya mencapai 497, kurang tiga poin saja untuk menembus ambang batas 500. Saya sering merenung, mengapa ini terus terjadi?
Setelah berefleksi, saya menemukan beberapa akarnya. Saya berasal dari sekolah dasar di pinggiran kota Pasuruan dengan paparan Bahasa Inggris yang sangat minim. Pelajaran itu hanya saya dapatkan seminggu sekali dari kelas 3 hingga 6 SD, dan di rumah pun tidak ada lingkungan yang mendukung.
Lulus dari sana, saya berhasil masuk ke SMP favorit dan ditempatkan di kelas unggulan. Di sinilah kesenjangan itu terasa: teman-teman sekelas saya sudah memiliki pemahaman Bahasa Inggris yang jauh lebih matang.
Akibatnya, guru mengajar dengan kecepatan dan metode yang sesuai untuk mayoritas siswa yang sudah paham, sementara saya tertinggal. Saya harus tertatih-tatih mengejar sebisanya.
Proses yang dipaksakan ini ternyata membuat banyak fundamental Bahasa Inggris saya keliru. Pada satu titik, saya merasa sangat sulit menerima konsep yang lebih lanjut. Akhirnya saya sadar, semua ini karena fondasi saya tidak kokoh.
Kenyataan pahit ini baru benar-benar saya sadari dan validasi saat belajar bersama Chat AI. Ketika saya memintanya untuk menjelaskan kembali konsep-konsep dasar tata bahasa (terutama tenses), terkuaklah bahwa ada banyak pemahaman saya yang keliru. Kekeliruan inilah yang membuat konsep-konsep di level selanjutnya terasa tidak logis bagi saya.
Dengan pemahaman baru ini, akselerasi belajar saya meningkat pesat. Saya jadi lebih menikmati prosesnya, terutama saat membaca teks Bahasa Inggris, semua karena saya telah berhasil 'memperbaiki' fondasi saya yang rapuh. Dengan fondasi yang lebih solid, saya merasa jauh lebih siap menerima materi di level selanjutnya.
Pelajaran yang bisa saya petik adalah: saat kita merasa stagnan dalam belajar, mungkin ada fondasi yang kurang kokoh yang perlu ditinjau ulang. Ini seperti metafora "mengasah gergaji". Proses ini mungkin tampak seperti tidak ada kemajuan, atau bahkan sebuah langkah mundur. Namun, saat gergaji itu kembali tajam, ia siap menebang kayu yang paling kuat sekalipun; sanggup menaklukkan konsep yang lebih tinggi dan rumit.
Saya telah membuktikan sendiri bahwa efektivitas belajar menggunakan AI benar-benar nyata. Kemampuan saya meningkat dengan biaya yang jauh lebih rendah, bahkan gratis, tanpa perlu les atau menggaji tutor privat yang mahal. Dengan arahan (prompt) yang tepat, AI mampu bertransformasi menjadi mentor dan partner diskusi yang andal, tidak kenal lelah, dan siap diajak berlatih kapan pun, 24/7.
Tentu, tantangannya terletak pada kemampuan kita merancang prompt yang efektif untuk menjadikan AI partner belajar yang suportif.Â
Bagi saya pribadi, ini adalah sebuah penemuan yang luar biasa. Namun, saya melihat di sekitar saya, belum banyak yang menyadari dan memanfaatkan potensi besar ini.
Beberapa hal yang bisa kita lakukan saat belajar Bahasa Inggris dengan AI:
- 1. AI bisa memberikan penjelasan dengan beragam style saat kita tanya sebuah konsep. Seringkali di percobaan kesekian, pemahaman kita mudah menerima karena penjelasan tersebut sangat spesifik menyentuh bangunan ilmu yang sudah kita pahami sebelumnya.
- 2. AI dapat memberikan latihan (drill) yang variatif, beragam, dan 24 jam nonstop. Hal yang tidak mungkin dilakukan oleh tutor manusia, buku, bahkan kursus online.
- 3. AI dapat dan mau menjelaskan konsep yang menurut kita sulit dengan membuat analogi yang paling kita pahami. Tutor manusia tidak akan mampu dan dalam level tertentu akan kesulitan dan bahkan marah pada kita.
- 4. AI dalam diajak bersimulasi percakapan dengan materi yang baru saja kita pelajari. Ini menjadikan materi lebih kontekstual dan langsung dipraktikkan pada situasi simulasi yang mendekati kenyataan.
- 5. AI mampu kita minta menampilkan vocabulary baru yang disisipkan pada pembahasan materi utama, sehingga, selain kita mempelajari konsep grammar, kita juga terekspose dengan vocabulary yang lebih kontekstual dan tidak seperti tiba-tiba harus menghafalkan vocabulary yang entah apa korelasinya dengan yang sedang dibahas.
- 6. Kita dapat melatih bertanya dan berargumen dengan Bahasa Inggris yang parah sekalipun dan akan mendapatkan feedback dari setiap percakapan kita dengan AI. Ini fitur 'tersembunyi' yang tidak hanya meng-crack kemampuan bahasa inggis kita, namun juga menumbuhkan keberanian tanpa perlu adanya perasaan malu karena berbahasa inggris sangat parah bahkan amburadul.
Pernah Anda mencobanya sendiri? Ceritakan pengalaman Anda di bawah jika mengalami problem dan pemecahan yang sama.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI