Draka terus berlari dengan agak sempoyongan dan dengan nafas terengah-engah sambil tangan kanannya memegangi luka di lengan tangan kirinya yang terus mengeluarkan darah, lalu dia menaiki sebuah tangga besi menuju lantai tingkat dua dari gudang tua itu.
Ke empat polisi itu juga terus berlari mengejarnya sambil mengeluarkan tembakan ke atas, namun tembakannya belum juga mengenai sasarannya, hanya mengenai dinding dan jendela kaca gudang tua itu.
Draka pun terus berlari dan menaiki lagi sebuah tangga besi menuju lantai tingkat tiga dari gudang tua itu. Setelah sampai di lantai tingkat tiga, Draka berusaha berjalan menuju ke sebuah jendela besar yang terbuka lebar, namun saat sudah mendekat di jendela itu, lantainya yang terbuat dari papan kayu mulai pecah saat diinjaknya dan seketika itu juga diikuti dengan pecahnya papan-papan kayu yang lainnya sehingga seluruh lantai itu pun ambrol dan menjatuhkan Draka ke bawah.
“Aaaaggghhh....!”, teriak Draka
“Bruuuggghhh...”, terdengar suara benturan
dan tubuh Draka pun terhempas ke lantai dasar dengan kerasnya dan dia pun tewas dengan tubuhnya bersimbah darah segar dimana-mana.
Dan tak lama berselang tato yang ada di lengan kanannya tiba-tiba gambarnya berubah secara misterius menjadi sebuah kepala wanita muda yang cantik dengan rambut hitam di kuncir ke belakang, berbibir tebal merekah dan bergincu warna merah menyala serta dengan ekspresi wajahnya tersenyum genit sambil mengedipkan mata sebelah kanannya.
•••ΦΦΦΦΦ•••
Tiga puluh tujuh hari kemudian, di suatu pagi hari di sebuah villa di kawasan pariwisata di lereng pegunungan yang berhawa sejuk dan banyak di kelilingi dengan hotel dan home stay yang asri.
Seorang wanita muda berteriak-teriak histeris minta tolong sambil memegang tubuh seorang pria yang tak sadarkan diri dengan luka parah bersimbah darah di kepalanya. Sontak beberapa warga sekitar dan wisatawan yang sedang berada di sekitar villa itu berdatangan mendekati dan mengerumuni wanita muda itu.
Tak jauh dari tempat itu, Marco yang sedang bersembunyi dan mengamati dengan seksama reaksi kerumunan orang-orang yang berada di villa itu. Maka dia segera memutuskan untuk melarikan diri dengan melompati sebuah pagar dan bergegas berlari melalui sebuah gang yang sempit, lalu berlanjut menuruni sebuah tanggul dan menyebrangi sebuah sungai kecil yang dangkal dengan cara berloncatan dan bertumpu pada beberapa buah batu besar yang ada di tengah sungai itu.