Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Eksploitasi Pasir Laut, Kekeruhan Penyebab Kiamat Ekosistem

8 Juni 2023   05:55 Diperbarui: 8 Juni 2023   05:59 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kapal keruk pasir laut  ( Photo Royal IHC )

Eksploitasi yang berlebih berdampak pada rusaknya lingkungan. Sudah barang tentu pengawasan lemah karena buruknya sistem VMS (Vessel Monitoring System) mengingat kapabilitas armada di daerah dan rendahnya integritas birokrasi. Sistem VMS belum mampu mencakup masalah Hak Pengusahaan Perairan Pesisir (HP-3). Selama ini sistem informasi HP-3 masih pincang, sehingga menimbulkan masalah tentang hak atas bagian-bagian tertentu dari perairan pesisir untuk usaha kelautan dan perikanan terkait dengan pemanfaatan sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil.

Dari aspek perikanan dan kesejahteraan nelayan, kondisi kekeruhan yang sangat tinggi akibat pengerukan pasir laut sangat mengganggu tumbuhnya pakan alami atau plankton karena mengurangi cahaya matahari dan produktivitas perairan. Pada akhirnya peningkatan kekeruhan berpengaruh pada biota laut lainnya karena menyebabkan kematian telur dan larva akibat hilangnya sedimen habitat mereka, serta ikan dan udang mengalami kesulitan untuk bernafas. Akibat yang dirasakan masyarakat dengan menurunnya kualitas lingkungan yang disebabkan oleh peningkatan kekeruhan adalah menurunnya tingkat produksi perikanan. 

Apabila hasil produksi tangkapan ikan menurun, maka dapat dipastikan bahwa tingkat pendapatan nelayan juga akan berkurang, sehingga masyarakat yang hidup dan bergantung pada mata pencaharian sebagai nelayan beralih profesi agar dapat bertahan hidup.Betapa malangnya nasib nelayan akibat eksploitasi pasir laut yang sangat rakus. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun