Mohon tunggu...
Topik Irawan
Topik Irawan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Full Time Blogger

Full Time Blogger

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Untuk Puan dan Tuan

2 Februari 2023   19:11 Diperbarui: 2 Februari 2023   19:16 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar (getty images)

Menunggu dalam resah membara

Dua dekade tak sebanding serbet yang tersampir

Lelah dalam diam

Wahai puan dan tuan di gedung wakil rakyat

Seberapa lama lagi kami menanti 

Undang undang yang ditunggu

Tak jua menemui kami

Menelisik aturan agar kami berdaya

Waktu kerja terukur

Wahai puan dan tuan

Pernahkah merasakan setrika panas

Menikmati nasi tersaji basi

Hanya derajat dianggap berbeda

Kami pun inginkan puan dan tuan

Setidaknya toleransi

Karena kekuatan manusia ada batasnya

Stop ekploitasi untuk golongan kami

Kami dahulu disebut pembantu

Sekarang lebih sedap disebut asisten rumah tangga

Tapi nyatanya nasib tak berujung manis

Untuk puan dan tuan dirumah

Pandangi kami sebagai manusia

Punya rasa seperti kalian juga

Untuk puan dan tuan di gedung wakil rakyat

Dengarkan jerit kepiluan

Yang tiada henti bersuara

Namun apakah kami selalu menunggu

Hingga waktu tak bisa menjawabnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun