Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Berbesar Hati, Empat Blunder STy, dan Timnas Laos U-19

14 Juli 2022   21:26 Diperbarui: 14 Juli 2022   22:19 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Instagram PSSI

Namun, khusus di Piala AFF U-19 2022, saya pikir STy telah membuat blunder sendiri, yang bisa jadi tidak disadari oleh STy. Herannya, saya pun tidak menemukan ada media massa yang mengangkat blunder STy sebagai sosok pelatih kelas dunia.

Maaf, bila saya menyebutnya blunder. Sesuai KBBI, yaitu kesalahan serius atau memalukan yang disebabkan oleh kebodohan, kecerobohan, atau kelalaian.

Blunder STy terkait Timnas U-19 dan Piala AFF U-19 di antaranya:

1) Awalnya STy pasang badan. Membela semua penggawa Garuda Muda U-19 memiliki kemampuan setara, karena publik sepak bola nasional ada yang berpikir, ada pemain U-19 titipan. Dan STy mengakui bahwa semua pemain adalah benar pilihannya.

2) Berbicara kepada media, meminta publik sepak bola nasional merekomendasikan bila ada striker yang bagus.

Permintaan dan pernyataan STy ke media massa ini jelas kontradiktif dengan pernyataan awal STy, yang pasang badan menyatakan bahwa semua pemain memiliki kemampuan setara.

Berikutnya, STy meminta publik sepak bola nasional merekomendasi langsung kepada STy, bila ada striker bagus. Hal ini bisa multitafsir bila coba kita artikan maksudnya. Bisa berarti STy tidak percaya PSSI dengan pemain yang disodorkan. Atau STy memang bermaksud positif mencari striker dengan meminta bantuan publik sepak bola nasional.

Pertanyaannya, apakah etis pelatih nasional, ada federasi, berbicara terbuka di media massa menyoal hal itu? Bila memang etis, tidak masalah. Tetapi, bila tidak, saya pikir PSSI dapat mengavaluasi hal ini.

3) Jujur saya kaget, saat media massa meliput pendapat STy, menyoal sosok pemain Timnas U-19 yang dia pilih sendiri, namun tetap disebut masih banyak memiliki kekurangan. Andai saja, masih banyaknya kekurangan pemain bersangkutan hanya untuk konsumsi pelatih dan staff plus pemain bersangkutan dan tim alias internal Timnas U-19, itu wajar.

Namun, mengapa kelemahan pemain, bahkan jelas disebutkan namanya, sampai diulas di media massa, menjadi konsumsi publik. Bukankah hal itu sewajibnya tidak untuk konsumsi umum. STy seharusnya sekaligus menjadi Bapak/Kepala Rumah Tangga Timnas U-19, yang tidak membuka aib keluarganya sendiri kepada orang lain.

Maaf, untuk kasus ini, apakah di tim-tim sebelumnya yang STy tangani, STy memang punya budaya seperti itu? Tetapi rasanya, untuk budaya Indonesia, kurang  tepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun