Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Empati, Bahasa Cinta Kasih Sesama

24 September 2021   19:56 Diperbarui: 24 September 2021   22:23 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supartono JW

Apakah saya sering dijadikan tempat curhat oleh orang lain? Apakah saya sering memikirkan perasaan orang lain? Apakah saya sering diminta menjadi penasihat bagi masalah orang lain? 

Apakah saya sering merasa terbebani oleh peristiwa-peristiwa tragis? Apakah saya berusaha untuk selalu membantu orang lain yang menderita? 

Apakah saya mudah mengetahui ketika seseorang berkata tidak jujur? Apakah saya terkadang merasa lelah atau kewalahan dalam situasi sosial? Dan apakah-apakah yang lain?

Bila pertanyaan tersebut jawabannya ada yang TIDAK, atau bahkan semua peetanyaan jawabannya TIDAK, artinya saya  bukan manusia yang berempati tinggi. Untuk itu, agar saya menjadi manusia yang berempati, maka berusahalah agar jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut menjadi, ya.

Dibutuhkan atau kebutuhan

Dalam situasi pandemi maupun tak pandemi corona, empati setiap orang dibutuhkan oleh sesama. Empati juga menjadi kebutuhan orang-orang yang menderita karena empati harus lahir dengan sendirinya, tanpa harus diminta-minta.

Bila ternyata saya sudah termasuk golongan orang yang berempati atau berempati tinggi, tentu akan ada dampak atau manfaat yang luar biasa khususnya bagi diri saya, dan umumnya bagi orang lain.

Rasa empati sangat bermanfaat dan berdampak dalam membangun hubungan sosial dengan orang lain. Dengan empati, saya atau seseorang akan mampu memahami apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh orang lain. Akan terlatih untuk memberikan respons yang tepat dalam segala situasi sosial.

Rasa empati juga sangat bermanfaat dalam mengatur emosi diri bila saya atau kita berempati pada orang lain. Sehingga jiwa peduli dan tolong-menolong mengalir dalam diri saya atau kita hingga tak mudah stres atau putus asa. Selain itu dengan rasa empati, juga dapat membayangkan bagaimana rasanya bila saya atau kita berada pada posisi orang lain yang sedang kesusahan.

Karenanya, empati itu saya sebut sebagai wujud penyampaian bahasa cinta kasih antar sesama manusia. Bila setiap manusia, setiap orang dapat merawat dan terus menjaga rasa empati yang sudah ada sejak bayi, maka betapa indahnya dunia ini, sebab dipenuhi bahasa cinta kasih antar sesama manusia karena selalu ada kesadaran bahwa kehidupan di dunia ini, harus berbagi  kasih, peduli sesama, dan harus bisa menjaga perasaan orang lain. Menjadi pribadi yang berempati, karena hidup tak bisa sendiri.

Apa kabar para elite yang sewajibnya menjadi teladan empati di negeri ini bagi rakyat? Apa kabar juga yang lain? Terpenting, bertanyalah selalu pada diri sendiri. Apakah saya orang yang punya rasa empati? Empati tinggi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun