Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Idul Fitri, Momentum Memahami Apakah Kita-Saya Masih Memprioritaskan Orang Lain atau Masih Prioritas bagi Orang Lain

14 Mei 2021   10:54 Diperbarui: 14 Mei 2021   13:53 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam istilah lain, prioritas juga bermakna di mana seseorang atau sesuatu dianggap dan diperlakukan penting dibandingkan lainnya. 

Karenanya, prioritas merupakan hal yang wajib dilakukan oleh setiap orang untuk memudahkan kita dalam bertindak dan sesuai dengan kebutuhan. 

Melansir dari laman kejarmimpi.id, dalam buku First Thing First karya Steve R.Covey, konsep manajemen prioritas adalah berdasarkan penting dan mendesaknya suatu hal. 

Namun, dalam kesempatan ini, saya ingin mengulas masalah prioritas dari hubungan antar manusia dengan manusia, hubungan orang dengan orang. Sebab, dalam setiap waktu terus terjadi ada orang yang tak lagi menjadikan orang lain sebagai prioritasnya. Hal sebaliknya, juga ada orang yang tak lagi menjadikan orang lain sebagai prioritas dirinya.

Dan kita, pasti selalu ada dalam bagian prioritas atau bukan prioritas orang lain. Atau orang lain mana yang masih menjadi prioritas kita dan sudah bukan prioritas kita.

Bila kita prioritas, bila kita tak prioritas

Sepanjang hidup kita, atau sekurangnya bercermin dari tenggat waktu Idul Fitri 1441 Hijriah (2020) hingga Idul Fitri 1442 Hijriah (2021), tentu kita pernah mengalami hal yang terkait dengan prioritas. Semisal dalam pekerjaan, kita selalu membuat skala prioritas tentang pekerjaan karena semua pekerjaan yang menjadi tanggung jawab kita adalah prioritas, primer, tidak ada yang sekunder.

Hal lainnya, kita juga pasti mengalami melakukan sikap dan perbuatan prioritas dalam urusan keluarga, saudara, teman, sahabat, tetangga, sekolah, kuliah, rekan kerja, grup, perkumpulan, instansi, institusi, dan lainnya. 

Mana di antara mereka yang kita anggap prioritas, lalu mana yang kita anggap bukan prioritas, hingga mana yang kita pikir malah harus dilupakan.

Sebaliknya, orang lain pun dalam keluarga, saudara, teman, sahabat, tetangga, sekolah, kuliah, rekan kerja, grup, perkumpulan, instansi, institusi, dan lainnya, juga berpikiran sama seperti kita, hingga kita pun dapat merefleksi diri, apakah dalam kurun waktu satu jarak Idul Fitri ke Idul Fitri, kita masih menjadi bagian prioritas bagi orang lain baik dalam keluarga, saudara, teman, sahabat, tetangga, sekolah, kuliah, rekan kerja, grup, perkumpulan, instansi, institusi, dan lainnya. 

Saat saya berpikir mana keluarga, saudara, teman, sahabat, tetangga, sekolah, kuliah, rekan kerja, grup, perkumpulan, instansi, institusi, dan lainnya yang masih saya jadikan prioritas dalam aktivitas sesuai kebutuhan di ranahnya, orang lain pun berpikir sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun